Pelabuhanratu Diserang Ikan Impun

Siapa yang tak mengenal ikan impun? Ya, ikan yang masih balita sempat menghangat lantaran munculnya perlindungan dari pememerintah melalui Peraturan Menteri (Permen) Perikanan dan Kelautan No 2/2015. Namun di Palabuhanratu, penangkapan impun ini selalu ramai setiap bulannya.

Penangkapan ikan impun biasanya bukan hanya oleh para pemburu yang menggunakan waring di muara dan pantai saja. Tetapi, para nelayan bagang apung pun kebanjiran rezeki setiap musim impun tiba. Lantaran, alat tangkap yang digunakannya sama. Ya, waring yang paling lembut.

Bacaan Lainnya

Pantauan Radar Sukabumi, di Muara Citepus, Palabuhanratu dan Muara Cimandiri Desa Loji, Kecamatan Simpenan kerap dipadati para pemburu ikan Impun. Biasanya, Impun muncul ke pinggir pantai dan muara selama sepekan setiap tanggal “ngalikur” atau antara 21-30. “Yang paling ramai di bulan April dan Mei. Kalau sekarang aga kurang,” kata Fadli (30) warga Citepus kepada Radar Sukabumi.

Jika musim impun tiba, ratusan para pemburu ikan impun tumplek di Muara Citepus. Begitupun di Muara Cimandiri. Untuk saat ini, penghasilan setiap kali berburu, paling sekutar 3 kilogram sampai 5 kilogram per orang.

Ikan impun yang didapat, biasanya sebagian dijual dengan hatga Rp45 ribu per kilogram atau Rp15 ribu per gelas. Pembelinya biasanya warga atau wisatawan yang melintas. “Kalau bulan lalu, ada yang dapat 15 kilogram, ada yang 10 kilogram untuk pagi saja atau sore saja,” sebutnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *