SUASANA haru tak terbendung saat keluarga dan kerabat mengantarkan kepergian Kosasih Kartadiredja yang merupakan legenda wasit sepak bola Indonesia ke tempat persinggahan terakhirnya di TPU Ciandam, Kota Sukabumi. Almarhum Kosasih merupakan wasit sepak bola pertama Indonesia yang mendapatkan sertifikat FIFA pada tahun 1972 dan melanglang buana memimpin pertandingan nasional dan internasional.
Laporan : BAMBANG SURYANA, Sukabumi
Suasana haru menyelimuti rumah duka almarhumah Kosasih Kartadiredja di Jalan Jati, Bukit Perumahan Ciaul Indah, Subang Jaya, Kota Sukabumi. Sekira pukul 09.00 WIB, keluarga dan kerabat berdatangan memenuhi rumah duka. Beberapa tampak meneteskan air mata karena turut duka cita atas kepergian almarhum.
Di sekitar rumah duka tampak karangan bunga ucapan belasungkawa. Bahkan, tenda dan kursi disediakan bagi warga dan kerabat yang berkunjung ke rumah duka.
Sekitar pukul 09.30 WIB, almarhum Kosasih Kartadiredja dibawa ke Masjid Al Fatah untuk disalatkan. Usai disalatkan, jenazah Kosasih langsung dibawa ke pemakaman TPU Ciandam. Dalam pemakaman ini, turut hadir perwakilan dari wasit Kota Sukabumi, Ayi Ginanjar. Ia mengutarakan rasa kehilangan atas sosok legenda olahragawan itu.
“Almarhum ini sudah saya anggap seperti bapak saya, guru sekaligus teman. Saya dibimbing beliau sampai seperti ini, saya merasa kehilangan sekali karena satu-satunya yang bisa mendunia hanya almarhum sampai dijuluki King Cobra,” kata Ayi kepada wartawan.
Menurut Ayi, almarhum Kosasih ini merupakan salah satu guru di Jawa Barat sebagai inspektur wasit. “Beliau banyak menularkan ilmu-ilmunya dan wawasaannya, tidak memandang materi, simple dan fleksibel,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Dapuran Kipahare, Irman Firmansyah juga turut berkunjung ke rumah duka. Almarhum Kosasih merupakan sosok wasit yang tegas dan satu-satunya perwakilan Sukabumi yang mengikuti ajang Sea Games pada 1981. “Ya suasana berkabung. Beliau sosok yang tegas dan tak mau kompromi terkait kejujuran dalam pekerjaan. Beliau juga pekerja keras dan tak pernah menolak tugas kemanapun,” paparnya.
