Laporan Langsung Relawan Radar Sukabumi dari Semeru (3)

semeru-3
Muhammad Munir (45) warga Kampung Renteng Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terus menyusuri sungai untuk mencari sanak keluarganya yang masih hilang.

Tujuh Keluarganya Hilang, Munir Cari di Aliran Sungai Deras

Aliran sungai yang deras tak menyurutkan Muhammad Munir (45) untuk mencari sanak saudaranya yang masih tertimbun abu vulkanik Gunung Semeru atau tepatnya di Kampung Renteng Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Meski hanya berbekal mata telanjang dan sandal jepit, Munir hampir setiap hari menyusuri aliran sungai di sekitaran lokasi. Dia berharap, jenazah sanak saudaranya bisa diketemukan.

Bacaan Lainnya

Setapak demi setapa Muhammad Munir melangkahkan kakinya menyisiri sungai yang tertutup abu vulkanik dari erupsi Gunung Semeru. Rutinitas tersebut terus ia lakukan setiap hari dari mulai pagi sampai siang.

Ia berharap, tujuh orang sanak keluarganya yang hilang tertelan material abu vulkanik saat erupsi terjadi bisa ditemukan. Tiga orang diantaranya, yakni sepupu Munir bernama Mistono (40) dan anaknya bernama Siti (13) serta keponakan perempuan Mistono sudah bisa ditemukan tim relawan.

Namun empat orang lainnya, yaitu bapaknya Mistono yang bernama Misnan (60), istirnya Mistono bernama  Pipit (35), Adi (28) adiknya Mistono dan sepupu lakilakinya= masih dalam pencarian.

“Ya saya berharap, mereka bisa kembali ditemukan. Siapa tahu dari aliran sungai ini ada tandatanda,” ujar Munir di lokasi pencarian.

Diakui Munir, pencarian keluarganya ini tidak hanya dilakukan dirinya sendiri.

Keluarga lainnya pun turut serta membantu di wilayah yang juga terdampak. Mereka saling membagi tugas dan Munir bagian menyusur sungai.

“Saya juga sudah menyusur wilayah terdampak di dekat pemukiman, namun tidak berani hingga menyusur lebih jauh lagi. Sebab, tanah yang diinjak kerap ambrol dan masih terasa panas,” tambahnya.

Tak hanya itu, pencarian ini pun dilakukan oleh para warga dan tokoh agama dengan membacakan salawat, berharap agar para korban bisa ditemukan. Munir sendiri hanya bisa pasrah dengan keadaan yang menimpa saudaranya tersebut. Ia turut mendoakan agar Allah SWT mengampuni segala dosadosa keluarganya.

Ia akan terus melakukan hal yang sama (mencari), sampai ada info ditemukan jenazah keluarganya atau sampai petugas menghentikan pencarian para korban. “Saya masih akan terus mencari sampai ada kabar dari petugas,” imbuhnya.

Di lokasi pencarian korban, Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menjadi salah satu tempat terparah erupsi Gunung Semeru. Bahkan sejumlah aparat TNI turut disiagakan untuk menghalau warga yang tak memiliki kepentingan yang ingin masuk ke lokasi.

Saking ketatnya, akses media untuk meliput lokasi pun dibatasi. Hanya pewarta dengan menggunakan APD lengkap yang bisa melakukan peliputan, mengingat lokasi tersebut nampak berdebu dan dikhawatirkan terjadi hal-hal tak diinginkan.

Sementara itu, selain memberikan pengobatan kesehatan, tim relawan Gerakan Anak Negeri mendapatkan kepercayaan dari tim Basarnas untuk turut membantu melakukan pendataan relawan yang akan mencari korban bencana. Mereka ditempatkan di Sekretariat Pusat Operasional Basarnas selama satu hari penuh.

“Tentunya ini sebuah prestasi membanggakan bagi kami dan ini patut kita apresiasi. Kita mendapatkan kepercayaan dari Basarnas untuk membantu mereka melakukan pendataan para pendaki dan memberikan arahan,” ujar Ketua Rombongan tim Gerakan Anak Negeri, Iqbal Muhammad.

Iqbal pun berharap, keberadaan relawan Gerakan Anak Negeri ini bisa memberikan manfaat dan meringankan beban para korban erupsi Gunung Semeru dan selalu diberikan kesehatan. (why)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *