LALI Bantah CSR Yakult Mangkrak

PT Yakult Indonesia Persada
Perwakilan PT Yakult Indonesia Persada bersama tim Yayasan LALI saat berkunjung ke Kantor Harian Pagi Radar Sukabumi dan diterima langsung oleh Pimpinan Redaksi Radar Sukabumi, Rahmat Yanadi dan Redaktur Pelaksana Radar Sukabumi, Nunur.

SUKABUMI – Bergulirnya kasus dugaan mangkraknya program Corporate Social Responsibility (CSR) milik PT Yakult Indonesia Persada di kaki Gunung Salak, Kampung Cikurutug, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi mendapat bantahan. Berita atas tulisan sendiri terbit pada 23 dan 26 September 2022.

Yayasan Lembaga Alam Lestari Indonesia (LALI) sebagai Non-Governmental Organization (NGO) yang bekerjasama denga PT Yakult dalam mengelola program CSR menyampaikan bahwa program CSR milik PT Yakult memang sudah berakhir pada 2019. Namun, pihaknya bersama tim Pokja selalu melakukan monitoring ke lapangan.

Bacaan Lainnya

“Meski programnya berakhir pada 2019, kami terus melakukan monitoring ke lapangan. Setelah masa usia tumbuh pohonnya lebih dari 1,5 meter, tentunya tidak membutuhkan perawatan ekstra. Jadi tidak ada kata mangkrak,” tegas pihak LALI saat melakukan kunjungan ke Kantor Harian Pagi Radar Sukabumi belum lama ini.

Menurutnya, dari lima perusahaan besar yang ada di wilayah Kecamatan Cicurug, baru PT Yakult yang benar-benar berkomitmen dan berkontribusi untuk lingkungan. Salah satunya tentu dengan adanya penanaman pohon.

“Yakult tidak hanya memberikan program pemberdayaan terhadap masyarakat melalui peningkatan ekonomi, dan lainnya. Tapi, PT Yakult memberikan bukti nyata komitmennya terhadap lingkungan. Padahal kalau dilihat, Yakult tidak melakukan eksploitasi alam besar seperti perusahaan lainnya,” tambahnya.

LALI sendiri yang berpusat di Kecamatan Cicurug dan selama ini bekerjasama dengan PT Yakult Indonesia Persada mengaku saking seringnya mengunjungi wilayah kaki Gunung Salak tempat dimana CSR PT Yakult ditanam, menjadikan warga sekitar disebut sebagai penjaga hutan.

“Pernah ada satu cerita, ketika warga ingin menebang bambu mereka bilang dulu ke kami. Ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat sudah mulai tumbuh dan pohon yang ditanam PT Yakult dipastikan aman,” bebernya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *