Memang diakuinya, akan ada dana kerohiman yang dihitung oleh tim independen berdasarakan kondisi bangunan sampai dengan ganti uang untuk pembongkaran. Namun demikian, warga yang menempati lahan itu merupakan orang yang mampu, kebanyakanya itu orang miskin.
“Kalau rumahnya gubuk dan kecil, pasti mendapatkan nilai yang kecil. Apakah cukup untuk membangun rumah atau menyewa lagi. Kalau sebulan dua bulan cukup tapi bagaimana masa depan mereka. Disini ada yang disabilitas, jompo dan janda. Seharusnya pemerintah bisa berpikir keras sejauh itu,” jelasnya.
Hendra selaku RT sudah sering mendapatkan pertanyaan dari masyarakat mengenai nasibnya kedepan. Bahkan dirinya berinisiatif mencarikan lahan yang kosong untuk warganya. Nantinya lahan tersebut bisa bekerjsama dengan perbankan pemerintah, warga sudah siap untuk mencicil tidak gratis.
“Ya kami juga merasa kasian kepada mereka. Kami menemukan di Kampung Brunei Kelurahan Benteng ada lahan milik Pemda luasanya cukup besar 1 hektar lebih. Mungkin itu bisa dijadikan relokasi bagi mereka, warga siap mencicil dengan bunga ringan,” katanya.
Bahkan dirinya bersama RW sudah melayangkan surat kepada Walikota Sukabumi dan DPRD Kota Sukabumi agar bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk kepentingan warga yang sedang memikirkan nasib kehidupannya.
“Ya mudah mudahan hasil pemikiran keras walikota bisa memberikan kemaslahatan bagi warga terutama korban penggusaran lahan PT KAI ini,” jelasnya.