Kemenkes Bakal Investigasi Kasus Guru Honorer Asal Cisolok yang Lumpuh Usai Divaksin 

Seorang guru honorer asal Cisolok yang lumpuh usai disuntik vaksin dijenguk oleh sejumlah rekan sesama guru. foto: istimewa

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Kasus guru honorer asal Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang mengalami lumpuh usai menerima suntik vaksin COVID-19 menyedot banyak perhatian. Ini diketahui lewat postingan akun media sosial facebook Rudi Ripandi.

SA (31) guru honorer tersebut mengalami kelumpuhan ringan setelah mendapatkan imunisasi Covid-19 atau vaksin. Kepada Radar Sukabumi, Rudi mengatakan bahwa dirinya mendapat informasi terkait kasus SA tersebut dari pihak SMAN 1 Cisolok tempat SA mengajar.

Bacaan Lainnya

Rudi juga menjelaskan, pihak keluarga saat ini sedang bingung untuk mencari biaya pengobatan pemulihannya. Pihak keluarga telah menghubungi berbagai pihak terkait tapi tidak ada penanganan serius dari pihak terkait.

“Saya bantu posting di media sosial dengan tujuan semoga pihak terkait merespon pak,” aku Rudi kepada Radar Sukabumi saat dihubungi, Rabu (28/4/2021).

Rudi juga membagikan kronologis singkat guru honorer tersebut bisa mengalami kelumpuhan pasca mendapatkan vaksin. Dirinya menyebut, gejala aneh dirasakan oleh SA pada pemberian vaksin dosis kedua, yang ditandai dengan pingsan sampai dengan kejang-kejang.

“Saat itu dari cerita yang saya dapatkan, setelah menerima vaksin dosis kedua SA kejang-kejang hingga pingsan dan dilarikan ke RSUD Pelabuhanratu, namun pihak RSUD Pelabuhanratu tidak menyanggupinya dan meminta dirujuk ke RSHS Bandung,” ungkapnya kepada Radar Sukabumi.

Informasi terakhir, guru honorer tersebut berada di Bandung setelah mendapatkan penanganan medis. Namun hasik hasil pemeriksan terakhir, akibat kejadian itu berdampak pada penglihatan.

“Informasinya masih dibandung ngontrak karena masih harus melakukan pengecekan rutin ke RSHS Bandung. Mudah-mudahan pemerintah dapat memberikan perhatiannya, khususnya Satgas Covid-19 Kabupaten Sukabumi,” tutupnya.

Sementara itu, Adik SA (31), Yuyu Yuliari menambahkan, adiknya tersebut mengalami beberapa gejala sakit setelah mengikuti suntik vaksin tahap dua. Sakit yang diderita kalanya berawal ketika mengikuti program vaksin, Rabu 31 Maret 2021 lalu.

“Dari tangan bekas suntikan tersebut mengeluarkan darah terjadi setelah kurang lebih 30 manit disuntik vaksin. kemudian, dari tangan bekas suntikan vaksin kedua mengeluarkan darah yang cukup banyak,” sebutnya.

Saat ini, adiknya tersebut telah berada di kediaman. Namun, kondisinya masih belum cukup pulih. Namun begitu, kaki sudah mulai cukup membaik termasuk penglihatannya.

“Sekarang sudah dirumah, memang kondisinya belum sepeti biasanya,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman, terkait kasus tersebut sudah di tangani oleh para ahli di RS Hasan Sadikin Bandung.  Apakah penyakit yang sekarang diderita oleh berhubungan dengan vaksin atau tidak, masih dalam investigasi para ahli di KOMDA KIPI Jawa Barat maupun KOMNAS KIPI.

“Kalau sudah ada hasil akhir dr investigasi insyaAllah akan ada pemberitahuan , bisa berupa jumpa pers ataupun pers realeas. Kami di pokja KIPI tidak berwenang memberi keterangan apakah ini berhubungan dg vaksin atau tidak, krn kewenangan kami hanya sampai penatalaksanaan kasus sesuai kemampuan sarana yang ada di RS kab sukabumi dan pelajaran, kewenangan innvestigasi ada di KOMDA dan KOMNAS KIPI,” tambahnya.

(upi/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *