Ini Cerita Saksi Mata Pencurian dan Main Hakim Sendiri Terhadap Bocah di Jampungkulon

SUKABUMI-Andri Setiawan (41), salah seorang saksi sekaligus saksi pengunggah pertama di media sosial facebook, foto bocah yang diduga telah melakukan pencurian lalu dihakimi massa di Kampung Nagrak Desa Nagrak Sari Kecamatan Jampangkulon Kabupaten Sukabumi menceritakan kronologis peristiwa memilukan itu.

kepada radarsukabumi.com, warga Kampung Cinagen Jampangkulon ini mengungkapkan, sekira jam 23.00 WIB, malam tadi (Senin/20/11), bocah itu masuk ke kios bengkel motor milik Dian Akbar melalui pintu belakang kios bengkel motor.

Bacaan Lainnya

Aksi bocah yang belum teridentifikasi nama dan alamat lengkap ini pertama kali diketahui warga bernama Ijar. Kebetulan, rumah Ijar dengan bengkel motor milik Dian jaraknya cukup dekat. Ijar  yang curiga dengan gerak gerik bocah tersebut sudah mengintip aksi bocah ini dari dalam rumahnya.

Setelah si bocah itu masuk kios bengkel motor yang jaraknya sekitar 3 kilo meter dari lapang alun-alun Jampangkulon. Ijar tidak langsung mengerebeknya, tapi lebih memilih melapor ke ketua RT setempat. Tak lama kemudian, Ijar, ketua RT bersama warga lain menangkap si bocah itu.

Setelah tertangkap, sebagian warga mengintograsi si bocah. Bahkan, sebagian warga ada yang emosional dengan memukul bocah tersebut karena merasa resah dengan sering terjadinya pencurian di wilayah itu.

“Saya datang ke TKP secara tidak sengaja. Waktu itu saya habis membeli makananan pecel lele di alun-alun Jampangkilon. Nah pas itu saya lihat ada kerumunan warga. Saya dekati dan saya tanyakan kejadiannya,”ungkap Andri, Selasa (21/11).

Setelah mengetahui ada pelaku pencurian dan aksi main hakim sendiri kata Andri, ia berusaha meredakan aksi sebagian warga untuk tidak melakukan pemukulan terhadap bocah itu karena masih anak anak. Andri berusaha melindungi dan mengamankan anak itu bersama ketua RT setempat.

“Asalnya dibawa ke hal masjid, tapi saya sarankan bawa ke tempat yg lebih aman. Setelah merasa aman saya intograsi dengan baik. Bukti introgesinya saya rekam, dari pengakuannya ternyata dia bersama yang lain. Setalah itu baru polisi datang ke TKP setelah dikasih tahu. Dan diserahkan ke polisi disitu juga di intograsi jawaban yg saya tanya sama yg di tanya polisi beda,”jelas Andri.

Menurut Andri, karena saat dimintai keterangan oleh warga dan pihak Polsek Jampangkulon. Jawaban bocah tersebut berbelit-belit. Akhirnya Andri mengaku penasaran lalu mencari info bocah tersebut dengan memposting di group medsos Jampang bersatu.

Niat Andri mengunggah foto bocah dalam keadaan mulut berdarah dan rambut dijambak, bukan untuk membully si bocah tersebut, melainkan ingin berbagi informasi tentang siapa orangtua bocah itu untuk dijemput oleh orangtua atau orang yang mengenal bocah tersebut.

“Eh malah komennya negatif ke saya, jadi saya ga nyaman langsung saya hapus dan saya belum sempat tulis kronologisnya. Tapi kebetulan ada yg memposting kembali baru di situ saya klarifikasi kronologinya. Sebagian ada yang mengucapkan terimakasih telah melindungi dan mengamankan dari emosi warga serta serahkan ke polisi untuk di tindak lanjuti. Mengenai pemukulan saya kurang tahu karena pas datang ke TKP dan mengambil fotonya sudah keadaan begitu,”terangnya.(abihusna/radarsukabumi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *