Berburu Tiket Juara, Timnas Wajib Waspadai Permainkan Gaya Sepak Bola Rusia

Mengambil tiket Juara dari  Uzbekistan memang berat, Tim ini tidak terkalahkan dalam empat pertandingan sambil menjaringkan 12 gol tanpa satu kali pun kebobolan, termasuk saat menjungkalkan Arab Saudi 2-0
Timnas Indonesia U-23 berjuang merebut tiket Olimpiade Paris 2024 melalui sisa laga di Piala Asia U-23 2024. Jika lolos, Olimpiade ini menjadi yang kedua bagi Indonesia setelah sebelumnya tampil di Olimpiade Melbourne 1956.

JAKARTA — Mengambil tiket Juara dari  Uzbekistan memang berat, Tim ini tidak terkalahkan dalam empat pertandingan sambil menjaringkan 12 gol tanpa satu kali pun kebobolan, termasuk saat menjungkalkan Arab Saudi 2-0 dalam perempat final, Uzbekistan memang mengerikan bagi siapa pun, termasuk Garuda Muda.

Tim paling eksplosif selama Piala Asia U23 edisi Qatar 2024 ini selalu menjadi pihak yang lebih menekan, kecuali saat melawan Arab Saudi, tetapi tetap menjadi tim yang lebih klinis.

Bacaan Lainnya

Mereka tangguh dalam bertahan dan tajam kala menyerang. Dari tiga pertandingan fase grup dan partai perempatfinal melawan Saudi, Uzbekistan melepaskan total 61 percobaan gol yang 29 di antaranya tepat sasaran, termasuk 12 gol yang bersarang di gawang empat tim yang mereka kalahkan.

Dalam parameter sama, Garuda Muda menciptakan 44 percobaan gol yang 16 di antaranya tepat sasaran. Untuk urusan ini, Garuda Muda menempati urutan kelima terbaik setelah Uzbekistan, Jepang, Irak, dan Arab Saudi.

Tekanan konstan lini tengah dan tim serang Uzbekistan, ditambah ketangguhan kuartet pertahanannya dalam formasi 4-2-3-1 yang tak pernah diubah selama turnamen ini telah membuat lawan-lawannya kesulitan menjarah daerah pertahanan Uzbek.

Malaysia dan Kuwait bahkan tak berhasil menciptakan satu kali pun tendangan tepat sasaran. Sedangkan Saudi dan Vietnam yang lebih kuat dari kedua tim itu, hanya bisa sekali membuat peluang gol tepat sasaran.

Uzbekistan juga kompak seperti tim seniornya yang angkat kaki dari arena Piala Asia 2023 setelah kalah adu penalti melawan Qatar dalam perempat final, setahun lalu.

Kekompakan mereka membuat serangan bisa datang dari semua sektor, entah sayap maupun tengah. Mereka kuat dan tangguh di semua lini, sementara tim serang mereka dihuni para predator yang oportunis di depan gawang lawan.

Walau hanya memasang seorang pemain sebagai ujung tombak, entah Khusayin Norchaev yang sudah mencetak dua gol atau Otabek Joraqoziev atau lainnya, otak serangan Uzbekistan adalah gelandang serang yang juga kapten tim, Jasurbek Jaloliddinov.

Pemain yang ditempatkan sebagai penyerang kedua ini adalah pemain pertama yang harus dilumpuhkan Nathan Tjoe-A-On dan Ivar Jenner sebelum dia membuat masalah di wilayah pertahanan Garuda Muda.

Bukan saja dari catatan dan komposisi pemain yang membuat juara Asia U23 2018 dan runner up 2022 yang baru saja menuntaskan revans atas Arab Saudi yang mengalahkan mereka dalam final dua tahun lalu itu, Uzbekistan juga bisa didekati dari kultur sepak bola mereka.

Tim sepak bola yang sebelum 1994 menjadi bagian Uni Soviet itu memiliki ciri sepak bola menekan yang sudah menjadi ciri sepak bola Soviet dan kemudian Rusia setelah imperium terakhir di dunia itu ambruk pada 1991.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *