Alat Deteksi Tsunami di Sukabumi, 8 Rusak, 2 Berfungsi

Alat-Deteksi-Tsunami-Sukabumi

SUKABUMI – Gelombang tinggi kini sedang melanda wilayah peisisr Pantai Selatan Sukabumi. Meski tidak ada peringatan potensi tsunami, namun tingginya gelombang tetap harus diwaspadai. Apalagi wilayah Pantai Selatan Sukabumi masuk dalam zona wilayah berpotensi gelombang tinggi hingga tsunami.

Tapi sayangnya, ternyata alat pendeteksi tsunami atau disebut Alat Early Warning System (EWS) yang tersebar di wilayah Pesisir Pantai Selatan Sukabumi mengalami alami kerusakan. Saat ini, ada 10 EWS yang terpasang di 10 titik, antara lain di wilayah Ciracap, Teggalbuleud, dan Palabuhanratu.

Bacaan Lainnya

“(EWS) pengadaan tahun 2014 lalu ada 8 titik, 4 di Kecamatan Ciracap, 4 di Tegalbuleud, kemudian ditambah 2 dari APBN dan BMKG yang di tempatkan di wilayah Citepus Kecamatan Palabuhanratu,” ujar Manager Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) pada BPBD Kabupaten Sukabumi, Nanang R Sudrajat kepada Radar Sukabumi, Senin (13/12).

Nanang mengaku, dari 10 EWS itu, 8 diantaranya rusak dan tidak bisa berfungsi yaitu di Tegalbuleud dan Ciracap. Sedangkan EWS di Citepus masih berfungsi serta kerap dilakukan uji coba setiap bulan pada tanggal 26 oleh BMKG.

“Saat ini (EWS) di 8 titik itu belum bisa diperbaiki karena terkendala anggaran. Kondisinya rusak, bahkan ada beberapa yang tidak berfungsi karena akinya hilang ada yang mencuri, tidak ada rasa memiliki,” keluh Nanang.

Ia menegaskan untuk EWS di wilayah Citepus setiap bulan pada tanggal 26 pukul 10:00 WIB, selalu dicek atau uji coba. Hal itu untuk memastikan kondisi EWS masih berfungsi serta mengingatkan pada masyarakat terhadap segala kemungkinan yang terjadi.

“Yang aktif cuma satu dan setiap. Alhamdulillah yang di Citepus masih berfungsi tetapi kurang bagus. Makanya kita bekerjasama dengan PLTU. Jadi pada tanggal 26 PLTU juga menyalakan serine,” paparnya.

Nanang menjelaskan, untuk jangkauan EWS yang ada di 8 titik itu, bisa mencapai 500 meter ke berbagai arah. Sedangkan dari BMKG, jangkauannya dapat mencapai 1 kilometer dan yang dari PLTU mencapai dua kilometer masih bisa terdengar.

“Kerusakan EWS ini menjadi pekerjaan rumah saya. Alhamdulillah dalam DPA tahun anggaran 2022, akan ada perbaikan dan mudah-mudahan tidak kena lagi (refocusing),” harap Nanang.

Di sisi lain, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan jika terjadi potensi tsunami, pihakya telah memasang rambu-rambu serta titik kumpul evakuasi, mulai dari area Cisolok hingga Panyairan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *