Ada Tujuh Pelajar Sukabumi Jadi Tersangka Pembacokan Raisad

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com -Pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cibadak. Raisad Laksana P tewas dengan luka bacokan di bagian punggungnya. Raisad yang diketahui sebagai suporter klub futsal di sekolahnya ini dikeroyok tujuh pelajar dari sekolah lain.

Insiden itu bermula saat Raisad pulang menonton pertandingan futsal antara sekolahnya melawan SMAN 1 Cicurug, sekitar pukul 18:30 WIB, Jumat (21/2). Saat itu Raisad pulang membonceng motor sementara teman-temannya yang lain mencarter angkot.

Bacaan Lainnya

Saat di sekitaran Parungkuda, tiba-tiba ada sekelompok pelajar dari sekolah lain datang membawa senjata tajam menghadang. Raisad tergeletak, sedangkan para pelaku melarikan diri. Sejumlah warga yang berada di sekitar lokasi kejadian sempat menghalau para pelaku.

“Kejadiannya tiba-tiba, motor korban diadang oleh para pelaku. Jumlah mereka kurang tahu persis karena posisi saya agak jauh, ada beberapa warga yang mendekat mencoba melerai. Tidak lama ada teriakan minta tolong, satu korban tergeletak,” kata Deni, warga yang berada di sekitar lokasi.

Sementara itu, Satuan Reserse dan Kriminal Polres Sukabumi akhirnya menetapkan tersangka terhadap 7 pelajar yang terlibat dalam tewasnya Raisad.

“Sudah kita tetapkan tersangka, mereka berstatus pelajar. Seluruh pelaku kita tarik ke Polres Sukabumi untuk penyidikan lebih lanjut,” kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Rizka Fadhila.

Tujuh pelaku tersebut dijelaskan Rizka, tidak semua terlibat dalam pengeroyokan yang berujung tewasnya korban Raisad. Beberapa diantara mereka diketahui lebih dulu mengeroyok teman satu sekolah korban Raisad berinisial F hingga mengalami luka lebam.

“Jadi ada dua korban dalam rentetan kejadian pada Jumat (21/2) itu. Teman-teman korban ini konvoi, rombongan pertama korban F tiba-tiba diserang oleh pelaku dalam keadaan motor jalan. F ditendang, dipukul menggunakan keling. Tidak lama rombongan korban Raisad datang, di cegat lalu dikeroyok oleh pelaku,” lanjut Rizka.

Untuk motif sementara Rizka menyebut peristiwa itu dipicu ego antar wilayah sekolah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *