225 Siswa, Hanya Punya Tiga Kelas

BUTUH PERHATIAN: Siswa SDN Gunungrosa Kampung Susukancagak, Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi saat belajar di ruang kelas yang layak pakai. SD yang mempunyai 225 siswa ini hanya memiliki tiga ruang kelas dalam keadaan layak pakai.

SUKABUMI,RADARSUKABUMI.com– Ini potret pendidikan di kawasan Kabupaten Sukabumi.

Satu sekolah dasar negeri (SDN) hanya mempunyai tiga kelas layak pakai, padahal jumlah muridnya terbilang banyak yakni 225 siswa.

Bacaan Lainnya

Adalah SDN Gunungrosa Kampung Susukancagak, Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi.

Kondisinya sekolah yang dibangun sejak 2008 lalu itu kini kondisinya memprihatinkan, sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar di SDN ini sangat minim.

Sehingga, butuh perhatian dari pemerintah setempat.

Kepala SDN Gunungrosa Hermawan mengungkapkan, saat ini pihaknya sangat membutuhkan ruang kelas baru (RKB) untuk menunjang pembelajaran para siswanya.

“Sekolah kami memiliki enam ruangan belajar, satu ruang kantor dan satu ruang perpustakaan.

Tiga ruang dalam keadaan layak pakai, dan empat ruang kurang layak pakai hingga membutuhkan perbaikan,” bebernya.

Pantauan Radar Sukabumi, ruang kelas yang paling parah, berada di kelas 1, 2, dan 3.

Kerusakan terlihat dari atap kelas yang memiliki tingkat kerusakannya paling parah, juga dinding dan lantai juga rusak.

Musim hujan seperti sekarang ini merupakan saat-saat di mana Hermawan bersama para guru, semakin waspada.

Selain bahaya atap ambruk, SD ini pasti tergenang air jika hujan lebat melanda.

Namun beruntungnya, untuk saat ini hujan turun di malam hari, sehingga tidak berdampak pada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Akan tetapi, jika seandainya turun hujan saat KBM berlangsung, pihaknya akan menghentikan sementara proses pembelajaran dan mencari tempat yang aman dari bocor akibat derasnya hujan.

Menurut Hermawan, SDN Gunungrosa memiliki sebanyak 225 siswa, mulai dari kelas I-VI.

Sehingga untuk salah satu kelas terpaksa belajar siang, lantaran kekurangan ruang kelas.

“Yang masuk kelas siang itu untuk kelas II, karena paginya dipakai anak kelas I,” jelas Hemawan yang sudah menjabat sebagai Kepala SDN Gunungrosa sejak 2017 sampai sekarang.

Mirisnya lagi, SDN Gunungrosa ditunjuk sebagai Sekolah Inklusif (Anak Berkebutuhan Khusus/ABK).

“Tapi sampai saat ini sekolah belum dapat bantuan dari program sekolah inklusif,”ulasnya.

Ia menuturkan, bangunan sekolah tersebut berdiri sejak 2008, namun untuk dan belum ada rehabilitasi.

“Kayaknya untuk kerusakan itu sudah lama sekali karena saya masuk 2017 itu sudah banyak bangunan yang rusak, dan alhamdulilah di 2018 ada sedikit demi sedikit bantuan rehab,” ujarnya.

Ternyata, SDN Gunungrosa menjadi satu-satunya sekolah negeri yang ada di Desa Mangunjaya.

Sehingga tidak heran setiap tahunnya sekolah tersebut banyak menerima murid.

Bahkan, setiap tahun pihaknya harus menerima 40-52 siswa per kelasnya.

Diakui Hermawan, dirinya sudah sering melaporkan kondisi bangunan sekolahnya ke dinas terkait.

“Bahkan pernah disurvei tapi hingga saat ini belum ada respon ataupun perbaikan dari instansi pemerintah Kabupaten Sukabumi,” katanya.

Sebelumnya, pada 2018 pernah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mensurvei ke sekolahnya, dan melakukan pengukuran ke semua ruangan yang belum direhab, serta pengukuran tempat kosong untuk dibangunkan RKB.

“Bilangnya pelaksanaannya nanti antara Maret/April, tapi sampai saat ini tidak ada.

Padahal kalau dari data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, nama SDN Gunungrosa tercantum,” kesalnya.

Hermawan meminta pemerintah bisa cepat merespon bantuan untuk RKB di sekolahnya, agar cepat terealisasi demi keamanan dan kelancaran proses belajar dan mengajar terutama anak didik sebagai penerus bangsa.

“Ingin cepat ada bantuan untuk RKB, karena khawatir bangunan yang tidak layak ini bisa ada korban khususnya siswa, dan kita juga ingin proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah kami bisa berjalan aman dan nyaman,” harapnya.

(wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *