20 Orang Masih Tertimbun

FOTO: DENDI/RADAR SUKABUMI PAKAI ALAT SEADANYA: Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, Ormas, dan masyarakat sekitar saat bahu membahu mencoba melakukan evakuasi reruntuhan yang tertimbun longsor di Dusun Garehong, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi dengan menggunakan alat seadanya. Karena cuaca terus memburuk, evakuasi pun diberhentikan sementara waktu karena bisa mengancam keselamatan relawan dan tim evakuasi.

RADARSUKABUMI.com – SUKABUMI – Pergantian tahun 2018 ke 2019 menjadi lembar kelam bagi warga di Kampung Adat di Dusun Garehong, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Sebanyak 30 unit rumah yang dihuni 32 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 101 jiwa, tertimbun longsor pada Senin, 31 Desember 2018.

Akibatnya, 15 orang meninggal dunia dari 35 warga yang terindikasi tertimbun di lokasi bencana longsor. Sedangkan, 63 jiwa berhasil selamat dan 3 orang mengalami luka-luka. “Dari ratusan jiwa ini, 63 jiwa diantaranya selamat. Sedangkan 3 jiwa luka-luka dan 15 ditemukan meninggal dunia. Ya, sisanya tinggal 20 jiwa lagi belum ditemukan,” Kasi Ops Basarnas Jakarta, Made Oka kepada Radar Sukabumi, kemarin (1/1).

Bacaan Lainnya

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi sendiri menyatakan, lokasi bencana longsor yang menimbun puluhan rumah penduduk tersebut memang merupakan daerah yang rawan bencana alam. Seperti banjir dan longsor. “Sejak tahun 2010, hampir setiap tahun longsor sering terjadi didaerah ini. Namun, bencana terbesar memang tahun ini,” jelas Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman kepada Radar Sukabumi.

Bukan hanya itu, lokasi bencana tanah longsor di daerah tersebut, merupakan salah satu prioritas BPBD Kabupaten Sukabumi dalam melakukan investigasi bencana. “Kita sudah melakukan pengamatan sementara, bahwa daerah ini memang sangat rawan dan rentan terjadi pergerakan tanah dan tak layak untuk di huni,” paparnya.

Menurut Eka, penduduk yang menjadi korban bencana tersebut, memiliki adat yang berbeda dengan warga di kota. “Jadi, mereka ini suka menempati tempat-tempat yang lokasinya berdekatan dengan area pertanian dan tidak memikirkan dengan kondisi bangunan yang ada. Akibatnya, saat hujan deras, maka bukit itu langsung tumpah dan menggerus tanah dan menimbun rumah penduduk,” tandasnya.

Masih ditempat yang sama, Danrem 061/Surya Kencana, Kolonel Inf, M. Hasan mengatakan, lokasi bencana longsor tersebut, sebenarnya masuk pada kawasan dari Halimun Salak. Namun, karena kultur masyarakat yang tinggal di daerah kemiringan dengan dijadikannya sebagai ladang dan menam tanaman dan tidak memiliki akar yang kuat dapat menyebabkan bencana longsor seperti ini. “Sehingga kedepannya, saya sarankan kepada Bupati Sukabumi agar mengfungsikan kembali daerah ini sebagai hutan yang baik dengan tanaman yang kuat,” imbuhnya.

Sementara itu, seorang warga Kampung Cimapag, RT 3/4, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Upad (35) mengatakan, mayoritas mata pencaharian warga bekerja sebagai petani. “Warga disini juga tahu, kalau lokasi daerah miring dan berbukit ini merupakan kawasan berpotensi longsor. Namun, mau bagaimana lagi, karena kawasan itu sudah menjadi ladang untuk memenuhi kehidupan keluarganya,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengaku sering mendapatkan pemberitahuan dari pemerintah desa melalui kepala dusun dan Ketua RW dan RT mengenai larangan soal membuat rumah di lokasi rawan pergerakan tanah. “Tapi, warga disini sudah menjadi budaya jika menanam padi atau kapol pasti lokasinya di daerah perbukitan. Karena, air untuk pengairan lahan pertaniannya sangat baik,” pungkasnya.

Bencana Longsor di Kampung Adat Sirnaresmi

– Jumlah KK 32
– Jumlah Jiwa 101
– Rrumah yang tertimbun: 30 unit
– Korban selamat : 63 jiwa
– Luka-luka: 3 jiwa
– Meninggal dunia : 15 jiwa.
– Jumlah korban yang belum ditemukan: 20 jiwa.

Geografis Lokasi Bencana

-Longsor berasal dari Gunung Surandil yang masuk pada kawasan dari Halimun Salak
-Rumah penduduk yang terkena bencana longsor berjarak sekitar 200 meter dari lokasi Gunung Surandil
-Tinggi tebing Gunung Surandil sekitar 350 meter
-Longsor telah menggerus pemukiman penduduk yang memiliki kategori parsial dengan lebar 50 meter dan panjang 70 meter
-Proses evakuasi tim SAR gabungan terkendala oleh cuaca dan medan yang terjal dan berliku
-Bahkan, saat proses evakuasi mereka dikagetkan dengan bencana susulan berupa suara gemuruh dan getaran dari atas Gunung Surandil
-Karena terkendala faktor alam, maka tim SAR gabungan memutuskan proses evakuasi diberhentikan sementara waktu pada pukul 15.00 WIB

Nama-nama Korban sampai pukul 19.00 WIB

1. Hendra (L) 38 Tahun
2. Sasa (P) 4 Tahun
3. Elan (L)
4. Sukiyat alias Ukri (L) 50 Tahun
5. Riska (P) 27 Tahun
6. Rita (P) 15 Tahun
7. Yanti (P) 38 Tahun
8. Ahudi (L) 60 Tahun
9. Uryani (P)
10. Jumhadi (L) 47 Tahun
11. Yami (L) 26 Tahun

*Kerangan: Empat korban masih belum di identivikasi
*Sumber: Tim SAR Gabungan

 

(den/e)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *