Sup Rogan Jadi Buruan Saat Ramadan

Salah seorang penjual Rogan, Ewink saat memperlihatkan barang dagangannya.

RADARSUKABUMI.com — Sup Rogan atau singkatan dari sup roti campur dawegan (kelapa muda) tengah menjadi perbincangan di kalangan pecinta kuliner. Makanan asli Kabupaten Cianjur ini pun sudah merambah ke berbagai daerah salah satunya Kota Sukabumi.

Bahkan, tidak sedikit warga memanfaatkan momen Ramadan untuk berjualan Rogan. Disamping cocok untuk dikonsumsi saat berbuka puasa, Rogan memiliki cita rasa yang unik, gurih dan segarnya air kelapa muda bercampur dengan manisnya roti dan susu kental manis menjadi perpaduan rasa yang kaya. Tak ketinggalan, kolang-kaling dan kacang hijau dalam Rogan sup juga menjadi pelengkap kuliner tersebut.

Bacaan Lainnya

Ewink salah seorang penjual Rogan mengatakan, bisnis Rogan pada bulan Ramadan cukup menjanjikan. Sebab, makanan khas Cianjur ini kerap disajikan pada bulan Ramadan yakni untuk santap berbuka puasa.

“Alhamdulillah ramai juga. Meski makanan khas Cianjur, tetapi penikmatnya di Sukabumi sangat banyak,” ujar Ewink kepada Radar Sukabumi, Selasa (19/5).

Dalam sehari Ewink bisa menghabiskan 50 sampai 100 bungkus. Di mana dalam satu bungkusnyan dibandrol dengan harga Rp 20 ribu. “Biasanya saya jualan dari jam 2 sampai jam 4 atau jam 5 sore,” katanya.

“Alhamdulillah untungnya lumayan, meski tidak besar,” sambungnya.

Ia mengaku, berjualan Rogan ini terbilang baru. Sebelumnya Ia bersama sang istri berjualan siomay goreng dan soft drink di kawasan Kota Paris atau tepatnya di depan komplek kodim lama.

Ia terpaksa berjualan Rogan untuk menambahkan penghasilan, sebab berjualan siomay goreng terbilang sepi. Apalagi dengan adanya wabah pandemi covid-19, aktivitas berjualannya dibatasi.

“Ya mau gimana lagi, pendapatan dari jualan siomay kadang hanya dapat Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu. Itu pun hanya bisa untuk beli bensin saja.

Apalagi waktu berjualan siomay dibatasi sampai jam 8 malam dari jam 5 sore,” keluhnya. Ia berharap wabah pandemi covid-19 ini segera berakhir dan bisnis yang dijalankan bisa normal kembali. (why)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *