Buka Puasa Bersama

Hazairin Sitepu
Hazairin Sitepu

Oleh : Hazairin Sitepu

INTI dari arahan Presiden Jokowi dalam surat Menteri Sekretaris Kabinet Nomer 38 tahun 2023, agar aparat sipil negara (ASN) meniadakan buka puasa bersama. Alasannya, penanganan Covid-19 sedang dalam transisi dari pandemi ke edemi.

Bacaan Lainnya

Surat itu diutujukan kepada para menteri, jaksa agung, panglima TNI, Kapolri dan kepala lembaga. Mendagri lalu menindaklanjutinya dengan membuat edaran kepada semua kepala daerah.

Jaksa agung, panglima TNI, Kapolri dan para kepala lembaga kemungkinan juga membuat edaran yang sama. Artinya, ASN di seluruh Indonesia tanpa kecuali meniadakan buka puasa bersama. Tetapi buka puasa bersama keluarga ASN di rumah tidak termasuk dalam arahan presiden itu. Tidak ditiadakan.

Buka puasa bersama di Indonesia sudah menjadi budaya. Sangat mengakar. Mulai dari level di rumah-rumah, masjid, kantor, restotan sampai di hotel-hotel. Saya pernah berbuka puasa bersama di Istana Presiden dan Istana Wakil Presiden di Jakarta, pada masa pemerintahan SBY-JK.

Biasanya buka puasa bersama di Istana Presiden dan Istana Wakil Presiden tidak hanya sekali dalam sebulan Ramadhan. Begitu pula di kediaman gubernur, walikota, bupati, di kantor-kantor pemerintah, BUMN dan swasta. Berkali-kali selama sebulan itu.

Buka puasa bersama itu biasanya dengan para pegawai. Kebanyakan dengan komunitas-komunitas masyarakat. Intinya untuk bersilaturahim dengan presiden, wakil presiden, gubernur, walikota, bupati atau pimpinan lembaga yang menyelenggerakan.

Biasanya juga ada pembagian sadaqah dari gubernur, walikota, bupati atau pimpinan lembaga untuk kaum dhuafah yang diundang berbuka puasa bersama.

Buka puaas bersama memang telah menjadi bagian dari semarak dan syi’ar Ramadhan di Indonesia.

Tradisi ini tidak saja oleh kaum muslimin, tetapi komunitas-komunitas non-muslim juga menyelenggarakan buka puasa bersama. Klenteng Dhanagun di Bogor, misalnya, beberapa Ramadhan menyelenggarakan buka puasa bersama.

Pengurus klenteng mengundang orang-orang dhuafa, tokoh masyarakat. Lalu ada kiay, habib atau tokoh Islam lain memberikan ceramah tentang Islam. Pengurus klenteng dan kaum Kong Hu Cu ikut hadir.

Saya pernah sekali diminta berceramah pada buka puasa bersama di salah satu klenteng tertua di Indonesia itu.
Arahan presiden itu tidak berlaku bagi masyarakat umum. Artinya, masyarakat selain ASN boleh menyelenggerakan buka puasa bersama. “… arahan presiden itu hanya ditujukan kepada para Menko, para menteri, kepala lembaga pemerintah,” ujar Pramono Anung, menteri Sekretaris Kabinet.

“Hal ini tidak berlaku bagi masyarakat umum. Dengan demikian masyarakat umum masih diberikan kebebasan untuk melakukan atau menyelenggarakan buka puasa bersama,” Anung menjelaskan.

Jika alasannya Indonesia sedang dalam taransisi pendemi ke endemi sehingga belum boleh berkumpul banyak orang di satu tempat, maka ada dua hal sangat bertentangan. Satu, meniadakan buka puasa bersama bagi ASN. Dua, masyarakat umum selain ASN boleh menyelegerakan buka puasa bersama.

Satu pihak dilarang, tetapi pihak lain dibolehkan. Sama-sama, dalam hal buka puasa bersama, sudah pasti mengumpulkan banyak orang. Sepakbola lebih banyak lagi mengumpulkan orang.

Saya menganalisis, arahan Presiden Jokowi itu, esensinya, bukan meniadakan buka puasa bersama. Melainkan mencegah para pejabat negara, pejabat pemerintah, ASN dan keluarganya untuk tidak mempertontonkan kemewahan.

Beberapa pejabat di Kementerian Keuangan memang sedang dalam sorotan publik akibat mempertontonkan kemewahan. Dan yang paling mencolok justru dipamerkan keluarga para pejabat itu.

Pos terkait