Ranking Antipiretik

Dahlan iskan
Dahlan iskan

Sebenarnya angka itu kecil sekali. Terutama dibanding negara lain yang pernah mencapai 40.000/hari. Lebih lagi dibandingkan dengan jumlah penduduk Tiongkok yang 1,3 miliar jiwa. Hanya karena biasanya tidak sampai 10 orang maka angka 3.000/hari itu mengejutkan.

Bacaan Lainnya

Padahal dari sekitar 3.000 itu yang mati tidak sampai 10 orang. Itu karena yang sedang mewabah di sana sudah varian Omicron. Bukan lagi varian Delta yang kejam itu.

Memang angka 3.000 itu meragukan. Itu kan hanya yang masuk rumah sakit. Yang tidak masuk RS pasti lebih banyak lagi. Apalagi ada seruan: penderita ringan tidak usah masuk RS. Cukup diatasi dengan obat di rumah masing-masing. Kita di Indonesia sudah menjalaninya.

Akibatnya sama: stok obat habis di mana-mana. Terjadi kepanikan. Banyak orang membeli obat berlebihan. Untuk jaga-jaga. “Kami pun mencari obat antipiretik ke mana-mana. Semua toko obat kehabisan antipiretik,” ujar sahabat Disway itu.


Antrean pembelian obat di apotek di Tiongkok.–

Ayah-ibunyi itu sebenarnya baik-baik saja. Tapi dia harus menyiapkan obat nyeri dan penurun panas tersebut. “Kalau saya sendiri tenang saja. Saya sudah pernah kena Covid,” kata wanita muda dengan 4i ini.

Meski angka Covid di Tiongkok naik drastis, tidak sampai ada tanda-tanda yang sudah longgar itu diketatkan lagi.

Kenyataannya, meski dunia menghebohkan Tiongkok, tetap saja angka Covidnya rendah sekali. Selama tiga tahun ini belum juga mencapai 400.000. Ranking dunianya masih 98. Indonesia di ranking 20. Dengan penderita 6,7 juta orang.

Tapi sekarang ini apalah artinya ranking itu. (Dahlan Iskan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *