Setelah dipikir, Jampang sungguh tidak bisa terima atas perbuatan tuan tanah yang semena-mena mengambil harta tetangga, termasuk mertuanya. Atas banyak pertimbangan Jampang memutuskan merampas kembali harta milik masyarakat yang diambil para tuan tanah.
Dengan mengendap, ia masuk ke rumah Belanda itu dan menggasak harta kemudian membagikan pada para warga. Bukannya mereda, aksi pengambilan barang warga yang tidak membayar pajak justru berubah menjadi lebih sadis.
Pada satu peristiwa ada seorang warga yang telah membayar pajak namun masih dimintai uang dan ditebas dengan golok oleh si centeng. Melihat hal itu, Jampang mengamuk dan menantang centeng berkelahi dan berhasil dilumpuhkan, centeng kabur terbirit-birit akibat perlawanan sengit Jampang.
Atas aksinya tersebut nama Jampang menjulang dan telah dikenal luas. Dipuja banyak penduduk, namun dibenci kaum penjajah dan para centengnya. Julukan ‘Si Jampang Jago Betawi’ pun muncul saat polisi yang dikerahkan tuan tanah tak juga berhasil menemukan Jampang.
Sumber :jakarta.go.id/net