Haul Perak KH. Muhammad Kholilullah dan Karomah yang Dirasakan 

Haul Perak KH. Muhammad Kholilullah dan Karomah yang Dirasakan 
Haul Perak KH. Muhammad Kholilullah. (Foto : ist)

Oleh : Agung Munajat

ACARA  Perak haul KH. Muhammad Kholilullah atau Apa Lili yang ke 26 dan masyaikh Pondok Pesantren Sirojul Athfal telah digelar pada tanggal 4 Maret 2023 bertepatan dengan tanggal 11 Sya’ban 1444 H di Pondok Pesantren Sirojul Athfal, Desa Cibolang Kaler Kecamatan Cisaat Sukabumi – Jawa Barat.

Rangkaian acara sejak pagi hari dimulai dengan Tabligh Akbar kaum Wanita hingga hingga acara puncaknya pada malam hari berjalan dengan penuh khidmat dan lancar tanpa kekurangan sesuatu apapun sampai penutupan acara jam 00:00 wIB.

Para alumni dan masyarakat luas yang berdatangan dari wilayah Sukabumi dan sekitarnya serta dari luar kota, baik yang dari Jakarta, Bekasi, Bogor dan Bandung tetap setia mengikuti acara demi acara hingga berakhir acara haul tersebut.

Mereka menyakini akan tiga manfaat menghadiri haul Apa Lili yakni :

1. Wadah silaturahmi dalam satu waktu

Haol Apa Lili betepatan dengan ulan Sya’ban. Asal mula penamaan bulan ini yakni berakar dari kata kata syi’b (شعب) yang berarti kelompok. Penamaan itu karena ketika masuk bulan Sya’ban, masyrakat Arab kembali ke kelompok (suku) mereka masing-masing.

Salah satu misi mereka berkelompok lagi adalah untuk berperang melawan kelompok lainnya. Hal ini sebab setelah sebelumnya di bulan Rajab mereka hanya duduk di rumah masing-masing dan dinamai bulan “Ruwah” oleh umat islam Indonesia. Di bulan ini disunnahkan banyak silaturahmi dalam rangka bersih diri saling memaafkan karena akan memasuki bulan suci Ramadhan dengan teriring do’a :

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”

Dengan adanya acara Haul Apa Lili maka para Alumni dari berbagai daerah bisa bersilaturahmi sesamanya dan guru mereka yang masih hidup maupun yang wafat dalam satu tempat dalam satu waktu disamping adanya efisiensi waktu dan biaya serta tenaga.

2. Ibrah

Kematian tidak pernah luput kepada siapa saja dan dimana berada. Haul Apa Lili ibarat charger keimanan agar selalu istiqomah di jalan Allah SWT, karena sebagaimana dalam kitab syu’bul Iman “alImanu yajidu wa yanqus” fluktuasi iman itu selalu berbeda setiap masa, “yajidu fith_tho’ah” Ia akan bertambah saat kita bertaqwa, “wa yanqus fil ma‘siyah” berkurang saat kita banyak dosa.

Sebagaimana rangkaian acara haol sejak pagi hari sampai tengah alam diisi oleh amalia-amaliah yang baik untuk menambah ketaqwaan kepada Allah SWT.

Seperti pembacaan Alquran, Dzikir dan sholawat bahkan sholat berjama’ah serta shodaqah dan mendengarkan tausyiah agama dalam satu hari penuh dimana hal tersebut sudah langka dilakukakan karena adanya kesibukan dan rutinitas sehari-hari yang padat.

3. Mengharap Barokah Hidup

Apa Lili disamping seorang ulama kharismatik dan pejuang 45, beliau dinyakini mempunyai banyak karomah yang dirasakan oleh masyrakat luas dan santri-santrinya semasa hidup.

Seorang ulama yang sudah mempunyai karomah umumnya berpredikat sebagai seorang Wali Allah. Karenanya saat wafatnya pun karomah tersebut tetap ada, sebagaimana pendapat Syekh Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani (Mbah Sholeh Darat) dalam kitab syarh nadzam Jauhar al-Tauhid Syekh Ibrahim Allaqani:

واثبتن للاوليإ الكرامة ٭ ومن نفاها انبذن كلامه.

Adapun karomah menurut Mbah Sholeh Darat sesuatu yang nulayani adat (berbeda dari sewajarnya) jika dilihat secara kasat mata. Mereka yang mendapat karomah selalu menunjukkan kepribadian baik dan meniru jejak Rasulullah dengan bekal syariah dan baik secara ideologi serta perilakunya.

Karomah yang dimiliki oleh wali itu tidak hanya nampak ketika hidup saja. Tetapi setelah wafat, waliyullah masih diberi karomah. Dan bagi pengikut ahlussunnah wal jama’ah, kepercayaan terhadap adanya waliyullah dan karomah itu perlu diyakini secara baik. Bahkan empat imam madzhab sudah bersepakat mengenai karomah yang ada para wali ketika hidup maupun sudah wafat.

Karomah Apa Lili saat acara haul yang dirasakan oleh para alumni dan masyarakat antara lain :

Cuaca cerah dan tidak turun hujan sejak mulai sampai berakhirnya acara haul tersebut, sementara satu hari sebelumnya kabupaten Sukabumi diguyur hujan yang deras sekali sepanjang hari.

Hal ini dinyakini oleh para alumni bahwa itu sebuah Karomah Apa Lili, karena sejak H-3 acara haul, alumni dan panitia deg-degan apabila saat acara turun hujan, sehingga KH. Babas Basyarudin saat memimpin ziarah kubur Apa Lili dan masyaikh secara khusus memanjatkan du’a tolak hujan bersama para alumni.

Do’a tersebut memang selalu dibaca oleh Apa Lili sebagai amalan khusus sebelum penghelatan acara-acara yang diadakan di pesantren saat dahulu.

KH. Babas Basyarudin adalah seorang alumni Mutaqaddimien Apa Lili yang sangat disegani dan dihormati serta merupakan ustadz kepercayaan masyaikh pondok pesantren Sirojul Athfal sejak tahun 70-an sampai sekarang.

Ia tak lekang oleh waktu dalam pengabdiannya dan merupakan Tasyabah bi al-Salafi al-Sholihin mina al-Mutaqaddimin fi Thobaqaati al-Ula di Pondok Pesantren Sirojul Athfal.

Perjamuan makanan cukup untuk ribuan orang yang hadir haul, padahal saat laporan keuangan oleh ketua alumni ustadz Aah Abdul Karim, S.Pd.I bahwa anggaran biaya yang dibutuhkan hanya masuk sebesar 75% saja.

Masih banyak karomah-karomah beliau dirasakan secara individu oleh masing-masing alumni dan masyarakat yang menghadiri acara haul yang tidak disebutkan satu persatu dengan berbagai macam kepentingan.

Pos terkait