Sudah cukup meributkan penyebabnya, karena jika dilanjutkan membuat terbuka ladang korupsi pengadaan barang penditeksi dini tsunami. Ya dibutuhkan alat itu, tapi lebih baik kita persiapan jika itu terjadi besok.
Apakah kita sudah siap, bisakah korban akibat bencana tsunami tidak menelan banyak orang. Disini membutuhkan sosialisasi dengan cara pelestarian sejarah tsunami, tidak perlu menunggu pengadaan alat diteksi tsunami.
Jangan pernah macam-macam dengan tsunami, mari kita pelajari potensi daerah kita masing-masing. Patahan cimandiri, sewaktu-waktu bergerak dan bisa menimbulkan gempa lebih extrim tidak menutup kemungkinan Tsunami.
Karena energi yang ada di Patahan Cimandiri sama hebatnya dengan di Palu. Jika tidak tau, kita bisa memcoba mencari tahu kepada ahlinya.
Saya yakin ketika mendengar Tsunami di Selat Sunda kemarin, prediksi para ahli tidak jauh dengan mama Roy Kiyoshi atau Mbah Mijan sekalipun. Suara lantang para ahli akan terjadi bencana tsunami dengan skala kecil di selat Sunda masih belum hilang dari telinga saya.
Dalam tulisan ini tidak akan membahas terlalu jauh soal potensi Tsunami di Pantai Selatan Jawa khususnya kawasan Kabupaten Sukabumi, karena itu adalah tugas pemerintah dan pemegang kebijakan. Dan lagi jika semua dijelaskan, ditakutkan terjadi ketakutan dan sanggahan dari berbagai pihak akan validasi data yang saya tulis.
Tanda-tanda akan terjadi tsunami sebetulnya sudah ada penjelasannya secara rinci dari para ahli, namun lagi-lagi saya tidak berani menjelaskan secara rinci.
Yang pasti jika terjadi, ada ratusan gedung pemerintah, ribuan rumah masyarakat dan fasilitas umum yang akan hancur. Sudah seharusnya kita sedini mungkin mengkaji resiko dan kerentanan jika itu terjadi.
