“Bagi saya sekarang kuncinya ada di partai politik yang harus tegas tidak memberi ruang bagi eks napi koruptor untuk maju di pemilihan legislative 2024. Para elite pimpinan partai harus menyadari bahwa korupsi ini menjadi bahaya laten yang akan mengancam kondisi demokrasi Indonesia kedepan. Jangan sampai semakin melanggengkan kaderisasi partai politik yang buruk dan merugikan kepada pemilih” tegas Neni.
Neni meyakini bahwa partai tidak memiliki kekurangan kader yang berkualitas dan berintegritas. Utamakan keuntungan publik dan elektoral diatas segala-galanya. Selain itu, Neni mendorong civil society untuk tidak boleh putus asa, ikut mengawal dan mengawasi siapa siapa saja caleg yang berasal dari eks napi koruptor dan mendorong KPU untuk mengumumkan sejak awal pencalonan kepada publik secara terbuka agar masyarakat mendapatkan informasi yang komperhensif.(*)