JAKARTA — Seluruh pihak diimbau waspada atas politisasi identitas jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Apalagi bila dibumbui dengan agama hingga radikalisme. Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengatakan, kuatnya hasrat dalam kompetisi politik tidak lantas menguatkan paham-paham radikalisme sebagai gerakan politik.
Bila peluang itu terbuka lebar dan tidak diantisipasi, maka ia khawatir paham dan kelompok radikalisme agama akan mengubah seluruh haluan dasar kenegaraan dan visi besar kebangsaan Indonesia.
“Fenomena itu berdampak pada faksionalisasi kelompok masyarakat yang tidak hanya terjadi di media sosial, namun menjalar hingga ke ruang publik menggunakan instrumen agama, suku, maupun ras,” kata Boni kepada wartawan, Sabtu (22/10).