JAKARTA— Kalangan dewan mewanti-wanti pemerintah untuk hati-hati terhadap penggunaan dana dari utang. Apalagi, utang tersebut dilakukan saat nilai tukar rupiah melemah terhadap Amerika Serikat tersebut.
“Karena ini menyangkut utang yang terus meningkat dan menjadi isu sensitif di tengah rupiah sedang terpuruk,” jelas anggota Komisi X DPR RI, Anang Hermansyah kepada wartawan di Jakarta, Senin (4/6).
Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman 300 juta dolar Amerika Serikat untuk Indonesia. Utang kabarnya dilakukan untuk meningkatkan prasarana dan pelayanan dasar yang relevan dengan pariwisata, memperkuat hubungan ekonomi lokal dengan kepariwisataan dan menarik investasi swasta ke Indonesia.
Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, dengan jumlah utang luar negeri yang sedemikian besar, semestinya pemerintah dapat menahan diri untuk tidak menambah utang hanya demi upaya peningkatan dunia pariwisata Indonesia. “Pemerintah semestinya lebih sensitif. Isu utang saat ini cukup sensitif di mata publik,” tekan Anang.
(sam)