KARAWANG — Kabupaten Karawang dinilai memiliki permasalahan yang sangat kompleks, bakal Calon Gubernur Jawa Barat, Ilham Akbar Habibie mengatakan pentingnya kerjasama industri dan pendidikan dalam membangun suatu negara.
Wakil Rektor Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang Ade Suhara mengatakan, bahwa Kabupaten Karawang memiliki permasalahan yang kompleks sehingga sinergitas dunia pendidikan dan industri diharapkan menjadi langkah awal menuju kemajuan Indonesia.
“Karawang lumbung padi tetapi banyak rakyat yang gak makan. Karawang kota industri tapi banyak pengangguran. Banyak sekali tantangannya, persaingan kita sudah skala internasional sehingga dari itu tentu harus meningkatkan daya saing,” terangnya, Selasa (13/8).
Bakal calon Gubernur Jawa Barat Ilham Akbar Habibie mengatakan, kerjasama dunia industri dengan pendidikan sangat penting dan harus diperhatikan karena kedua hal itu menggambarkan kekuatan suatu negara.
“Industri yang baik itu bisa berkembang dengan adanya SDM yang baik, dan PR kita untuk bisa menciptakan potensi SDM tersebut. Sektor industri dan pendidikan dapat menghasilkan simbiosis mutualisme sehingga harus ada sinkronisasi dan sinergitas,” tuturnya.
Lanjutnya, upaya sinkronisasi dan sinergitas industri dan pendidikan yang menjadi salah satu kunci yaitu universitas dapat berperan dengan membuat kebijakan dengan cluster jurusan yang mengarahkan mahasiswanya untuk nanti di masa depan dapat mengelola SDA daerah yang ada.
“Misal Karawang yang industri pertanian sehingga jurusannya disesuaikan antara industri dan SDA yang tersedia di Karawang itu sendiri. Dosen menghantarkan mahasiswa untuk bisa bekerja di industri,”terangnya.
Dia menilai, bahwa indonesia tidak akan maju jika tidak mengembang SDM dan SDA melalui industri. Rakyat Indonesia dominan menjadi pasar atau konsumen produk-produk industrial orang luar. Menurutnya indonesia adalah bangsa yang kaya dengan SDA tetapi masyarakatnya tetap miskin.
“Harus dikembangkan SDM nya untuk bisa mengelola kekayaan SDA. 50 persen rakyat kita bekerja secara informal dan 67 juta menjadi pekerja mikro dan bekerja untuk hidup. Bagi saya itu hanya kasus sosial sehingga kita harus mengubah sistem ekonomi, harus berpihak ke industri lokal, dan SDM lokal,”tutupnya.(*)