Hingga saat ini baru terdapat tiga figur yang bakal maju sebagai calon ketua umum di Munaslub Partai Golkar untuk menggantikan posisi Setya Novanto. Ketiganya, Titiek Soerharto, Airlanggar Hartarto dan Idrus Marham. Mereka memiliki peluang dan kesempatan yang sama.
Hanya saja menurut Pengamat Politik LIPI, Siti Zuhro, khusus untuk Titik Soeharto agak berat untuk bisa terpilih. Selama ini putri mantan Presiden Soeharto itu belum menunjukkan prestasi membanggakan yang dapat dilihat publik, terutama sebagai kader Golkar.
“Cuma kita belum mendengar kiprah yang luar biasa dari ibu Titiek,” jawab Siti dalam pertemuan elite Golkar di Manhattan Hotel Jakarta, Minggu (10/12).
Untuk itu mantan istri Prabowo Subianto itu harus mengkampayekan dirinya agar para voter mau memilihnya pada Munaslub nanti.
Sementara untuk Idrus Marham, Siti melihat dia sebagai sosok yang sudah malang melintang anggota dewan. Di internal Golkar dia merupakan kader yang terlibat di banyak friksi. Bahkan mengetahui sisi peliknya dapur Golkar.
“Dia (Idrus) kamus berjalan Golkar. Itu bagus sekali bagi yang bersangkutan, tapi dia memang belum teruji sebagai eksekutif,” katanya.
Pada pertemuan di Manhattan Hotel itu juga terdapat banyaak politisi Golkar, seperti Akbar Tanjung, Airlangga Hartarto dan lain sebagainya.
Sementara bagi Airlangga, ikutnya Titiek dalam pertarungan perebutan kursi Ketua Umum di Munaslub merupakan bukanlah hal yang luar biasa. Menurutnya Golkar mempunyai banyak kader yang potensial untuk mengisi kursi ketua umum, sehingga siapapun berhak mengajukan dirinya.
“Golkar kan punya kader banyak, tentu siapa saja boleh maju (dalam pencalonan),” ujar Airlangga di Manhattan Hotel Jakarta, minggu (10/12).
Berbeda dengan Airlangga, Akbar Tanjung malah memberikan dukungan cukup tinggi kepada Titiek Soeharto. Dia berpendapat Titiek lebih potensial untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar selain Airlangga. “Mba Titiek sudah punya alasan untuk menjadi ketua umum,” ungkap Akbar.
(sat/JPC)
