SMA Pelita Madania Juara III Cipta Puisi

Kepala SMA Pelita Madania Kota Sukabumi Muhammad Ihksan Fauzi bersama Anita Novita Sani peraih juara ke 3 Lomba Cipta Puisi FLS2N 2019 Tingkat Nasional.

SUKABUMI – Kabar membanggakan datang dari Kota Sukabumi. Salah satu pelajar SMA Pelita Madania, Anita Novita Sani menjadi juara ke-3 lomba cipta puisi dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat nasional di Kota Bandar Lampung pada 15-21 September 2019 untuk jenjang SMA.

Acara yang dilaksanakan selama sepekan itu dihelat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Selain Anita yang meraih medali perunggu, kontingen pelajar asal Jawa Barat (Jabar) juga berhasil meraih satu medali emas dan satu medali perak.

Bacaan Lainnya

Anita sendiri menjadi satu-satunya siswi SMA asal Kota Sukabumi, yang berhasil menjadi juara di nasional.

Kepala SMA Pelita Madania Kota Sukabumi, Muhammad Ihksan Fauzi mengaku amat bangga dengan prestasi yang diraih oleh siswinya tersebut. Lantaran tidak mudah menjadi juara di tengah persaingan yang begitu ketat, dan diikuti puluhan pelajar se-Indonesia.

“Kami sangat bangga karena selain membawa nama harum sekolah juga membawa nama harum Kota Sukabumi dan juga Provinsi Jabar di tingkat nasional,” ujar Muhammad Ihksan Fauzi kepada Radar Sukabumi, Selasa (1/10).

Pria yang akrab disapa Ikhsan itu menjelaskan, keberhasilan peserta didiknya pada Lomba Cipta Puisi FLS2N Tingkat Nasional 2019 adalah bukti nyata keseriusan mengikuti pelatihan yang diberikan di sekolah oleh guru pembimbing. Menurutnya, baik Anita maupun guru pembimbingnya Khoer memiliki semangat yang luar biasa untuk termotivasi meraih juara.

“Dengan latihan intensif serta motivasi yang diberikan oleh guru pendamping, anak didik kita itu berhasil menjuarai lomba tingkat Kota Sukabumi, tingkat provinsi dan mewakili Provinsi Jabar ke tingkat nasional. Hasilnya ke luar sebagai juara III, dan meraih mendali perunggu,” ungkapnya.

Lomba cipta puisi dan membaca puisi menjadi andalan sekolahnya. Bahkan sela dua tahun berturut-turut, dua sekolahnya menjadi wakil ke tingkat Provinsi Jabar. Hanya saja untuk ke tingkat nasional, ini baru kali pertama sekolahnya bisa tembus hingga ke tingkat nasional.

Menurutnya, pihak sekolah akan memberikan reward kepada murid dan juga guru pembimbingnya berupa uang pembinaan dan tiket jalan-jalan ke luar kota. “Tentu untuk siswa berprestasi, sekolah memberikan reward berupa uang pembinaan, tetapi karena ini ditingkat nasional jadi hadiahnya kita tambahkan tiket jalan-jalan ke luar kota,” ucapnya.

Ikhsan berharap, atas prestasi yang diraih para peserta didik tersebut, maka akan muncul siswa-siswa berprestasi yang lain dalam berbagai perlombaan tingkat SMA. Baik ditingkat provinsi maupun di tingkat nasional.

Sementara itu, Anita Novita Sani atau yang akrab disapa Anita ini tidak pernah menyangka jika ia bisa menjadi juara ke tiga dalam ajang bergengsi tersebut.

Ia mengaku sebelumnya sempat pasrah kalaupun tidak menjadi juara, lantaran menurut siswi kelas XII IPA bisa mewakili ke tingkat nasional adalah pengalaman yang berharga. “Senang dan bangga bisa menjadi juara, karena pas liat hasil karya siswa lain bagus-bagus semua,” ucap Anita.

Ia mengaku menyukai puisi sejak masuk SMA kelas I, ia menyukai puisi karena puisi selain bisa mengekpresikan perasaan kita juga menantang karena untuk membuat puisi tidak mudah. Selain pernah meraih juara pertama cipta puisi di tingkat kota dan provinsi kemudian meraih juara ke-3 di tingkat nasional, pada 2018 ia juga pernah masuk sepuluh besar pencipta syair terbaik se-Indonesia dalam perlombaan Akademik remaja Kreatif Indonesia yang diselenggarakan di media online.

“Waktu itu ada perlombaan cipta syair di media online, saya kirim hasilnya alhamdulilah masuk 10 besar terbaik,” terang Anita warga Cipulus, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.

Kepada Radar, anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Sukarni dan Cucun saat perlombaan di FLS2N tingkat nasional membuat pisi dengan judul “Kidung Hutan”. Puisi tersebut berceritakan tentang kesabaran warga Riau saat menghadapi kebakaran hutan.

“Tema besar dari panitia itu Proses, kalau inspirasi itu saya melihat peristiwa saudara kita di Riau tentang masalah kebakaran hutan,” pungkasnya. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *