Melihat Mantan Atlet Sukabumi, Edi Rustaman Kini Hanya jadi Juru Parkir

Edi Rustaman
Edi Rustaman atau Edi Prana juru parkir yang juga menyandang Disabilitas, di jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi.

Saat ini, pemerintah sedang ‘memanjakan’ para atlet berprestasi dengan segudang penghargaan. Tak hanya bonus besar, banyak dari para atlet yang mendapatkan fasilitas masa depan setelah meraih prestasi baik dikancah regional, nasional maupun internasional. Tapi, tidak bagi Edi Rustaman. Pria berusia 72 tahun ini kini menikmati sisa masa tuanya dengan bekerja sebagai tukang parkir.

DEMI PRATAMA, Sukabumi

Bacaan Lainnya

Saat ini, menjadi atlet sudah seperti menggantungkan masa depan. Ya, kondisi ini mungkin berbeda jauh dengan era dulu. Dimana, saat ini banyak fasilitas dan bonus didapatkan bagi atlet berpestasi. Tapi jauh sebelum itu, menjadi atlet justru seolah memiliki masa depan yang suram.

Tak ada jaminan bagi atlet berprestasi mendapatkan masa depan yang cerah. Padahal, keringat yang diteteskannya saat bertanding membawa panji daerahnya, berbuah kebanggaan.

Begitulah gambaran nasib Edi Rustaman atlet asal Ciaul, Kota Sukabumi. Kakek dengan 6 cucu dan 4 anak yang berusia 72 tahun ini, kini hanya bergantung hidup dari penghasilannya sebagai juru parkir. Profesi ini sudah dilakoninya selama 42 tahun. Saat ini, Pak Edi sering di temui di sekitar jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi.

Edi Rustaman yang akrab di sapa Edi Prana ini cukup dikenal di kalangan warga Kota Sukabumi yang hidup di tahun 1980 an. Hal ini bukan karena ia sebagai Juru Parkir, namun karena prestasinya di masa muda yang sempat menjadi Atlit Renang, dan menjadi juara ke 2 dalam kompetisi tingkat Propinsi di tahun 1972.

“Saya terlahir dengan kondisi tangan hanya sebelah. Namun kondisi tidak pernah membuat saya minder,” ungkapnya pada Radar Sukabumi, Minggu (14/8).

Terlahir dengan kondisi fisik tak sempurna, Edi Rustaman mengaku tak menjadikannya kendala untuk tetap berjuang bagi keluarganya. Bahkan, kakek yang akrab di sapa Edi Prana ini menceritakan pengalaman masa mudanya yang sempat menjadi atlet dengan beberapa prestasi.

“Saya pernah ikut perlombaan pada saat Gubernur Solihin, Lomba Renang juara ke 2, Lomba menembak ke 3, dan lomba badminton juara 1,” bebernya pada Radar Sukabumi.

Ketangkasan Edi dalam dunia olah raga bahkan sempat menjadikannya sebagai pelatih renang di Kolam Renang Prana yang saat itu masih menjadi bagian dari AKABRI. Sebelum akhirnya, kolam renang prana menjadi bagian dari Secapa pada tahun 1980. Edi pun memilih untuk resign dan menjadi juru parkir.

Setelah akhirnya Edi menikah pada tahun 1980, di usianya yang saat itu menginjak 28 tahun. Bukan perkara mudah bagi Edi Prana untuk menikah. Kondisi fisiknya lagi-lagi menjadi penghambat untuk mendapatkan cintanya.

“Sempat saya ditolak keluarga calon istri saya saat itu. Mungkin karena fisik saya yang begini. Tapi saya tetap tidak kecil hati, dan membuktikan bahwa saya mampu memberi nafkah bagi keluarga saya,” ungkap Edi penuh haru.

Berkat kegigihannya, Edi akhirnya mampu membuktikan cibiran dan keraguan orang-orang di sekitarnya. Ia beserta istrinya yang saat itu cukup terpaut usia yang jauh, akhirnya mampu menyekolahkan anak-anaknya bahkan sampai perguruan tinggi.

“Almarhum istri membantu perekonomian dengan usaha kredit. Kalau mengandalkan dari parkir mah, mungkin gak akan sanggup,” sambungnya.

Edi mengaku penghasilan nya sebagai juru parkir tak memiliki penghasilan tetap. Tapi, profesi yang sudah ia jalani selama 42 tahun ini selalu ia jalani dengan suka hati.

Meski sudah terbilang sangat tua, tapi fisiknya masih sangat segar dan kuat. Edi juga menceritakan bahwa ia dan keluarganya belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Meskipun ia sendiri tak pernah mengharapkannya.

“Jangan gampang mengeluh, agar tetap sehat rohani dan jasmaninya. Anak-anak muda sekarang mah banyak ngeluh. Apalagi memiliki fisik yang sempurna. Harus tetap semangat agar dapat berkarya dan berjuang,” pesan Pak Edi pada generasi saat ini.(*)

Edi Rustaman
Edi Rustaman atau Edi Prana juru parkir yang juga menyandang Disabilitas, di jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi.

Pos terkait