Siswi Smansa Ciptakan Cerpen dan Novel

PENDIDIKAN SUKABUMI – Era literasi ditandai dengan geliat menulis dan membaca buku, guna mendukung itu semua saat ini ratusan sekolah di Jawa Barat mulai membiasakan diri mengajak para siswa membaca selama 15 menit sebelum KBM dimulai. Era literasi saat ini pun mendapat dukungan penuh dari Pemerintah kota Sukabumi, salah satunya dengan meluncurkan program “Sahabat Geulis”.

Saat ini, budaya literasi di kalangan masyarakat khususnya generasi muda, sangat lemah. Berdasarkan hasil survei rata-rata dari 1000 orang Indonesia hanya satu orang yang senang membaca. Namun, berbeda dengan salah satu siswi SMA Negeri 1 (Smansa) Kota Sukabumi yang gemar membaca dan dan menulis.

Bacaan Lainnya

Cendani Pualam Koswarahemadiputri yang duduk di bangku kelas X, baru-baru ini punya prestasi dibidang literasi dengan menghasilkan karya berupa buku.

“Sejak masih duduk di bangku SD, saya sudah terbiasa menulis,” kata Cendani kepada Radar Sukabumi, Jumat (8/3).

Namun, kesempatan membukukan karya tulisnya baru sekarang ini. Ia sendiri sudah mampu menghasilkan dua buku hasil karya tulisnya berupa cerpen dan novel yang sudah ber -ISBN, dan menurut data dari wattpad hasil karyanya tersebut sudah dibaca 340 ribu pembaca.

“Alhamdulillah untuk saat ini sedang menyusun empat buku terbaru, yang pertama sudah terbit dua buku yang berjudul “Time Lapse Selang Waktu” dan “Psychopath”. Sebuah buku gaul yang banyak diminati para remaja,” ujar siswi kelas bahasa di Smansa ini.

Tidak hanya pandai menulis buku, Cendani juga memiliki segudang prestasi seperti Juara 1 Olimpiade Science Quark Kota Sukabumi saat masih duduk dibangku SD, meraih nilai UN tertinggi di SD.

“Saya sangat bersyukur karena pihak sekolah sangat mendukung bakat saya dan juga memberikan layanan terbaik,” terangnya.

Ia ingin dengan prestasinya itu, bisa memotivasi dan memunculkan masyarakat yang literet, masyarakat yang gemar baca dan menulis hanya bisa ditumbuhkan mulai di kalangan pelajar. “Kalangan pelajar adalah generasi masa depan yang akan menggantikan masyarakat hari ini,” ulasnya.

Masyarakat masa depan yang literet hanya mungkin dibangun dengan menumbuhkan budaya literasi pada pelajar hari ini. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *