Mahasiswa UMMI Sukabumi Digitalisasi UMKM Desa Karawang

Universitas Muhammadiyah Sukabumi
ahasiswa KKN-T UMMI berinisiatif membuat program inovasi dan digitalisasi produk untuk mengatasi krisis ekonomi para pelaku UMKM.

SUKABUMI – Pandemi Covid-19 merupakan salah satu bencana yang tengah kita hadapi sekarang. Tercatat per 11 Agustus 2021 terdapat sekitar 3,749,446 orang positif dari virus corona ini.

Tentunya siklus penyebaran Covid-19 sangat berdampak ke segala sektor, salah satunya sektor ekonomi. Hal ini dirasakan secara signifikan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengalami krisis ekonomi di masa seperti ini.

Bacaan Lainnya

Melihat itu, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T), mahasiswa kelompok 53 berinisiatif membuat program inovasi dan digitalisasi produk untuk mengatasi krisis ekonomi para pelaku UMKM.

Tujuannya agar mereka dapat mengembangkan usahanya dengan memasarkan produk-produknya secara online, sehingga diharapkan dapat mendongkrak kembali ekonomi para UMKM yang sempat lesu.

Dibawah dosen pembimbing Dicky Jhoansyah, KKN-T ini dipusatkan di Desa Karawang, Kecamatan Salabintana Kabupaten Sukabumi.

Ketua Kelompok 53 Aldera Berna mengatakan, program inovasi dan digitalisasi produk UMKM ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat untuk meningkatkan penjualannya dengan cara mengubah kemasan menjadi lebih millenial sehingga menarik konsumen dan memasarkan produk penjualannya secara online.

“Saya berharap dengan mengenalkan inovasi dan digitalisasi produk ini dapat meningkatkan penghasilan nantinya untuk para pelaku UMKM yang ada di Desa Karawang ini,” terangnya kepada Radar Sukabumi, Rabu (25/8/2021).

Dikatakannya, digitalisasi produk kini dapat mendongkrak penjualan apalagi di era pandemi. Sehingga khalayak tidak perlu lagi untuk keluar rumah dalam berbelanja. Sebagai pelaku usaha untuk membuka toko online juga tidak sulit.

“Di era digital begini apalagi pandemi, penjualan online sangat meningkatkan penghasilan. Sedikit demi sedikit strategi digitalisasi produk ini sangat jelas dan mudah dilakukan untuk masyarakat. Modalnya hanya hp dan KTP saja untuk mendaftar ke marketplace.

Kami sangat berharap masyarakat tidak lagi meresahkan pandemi ini karena tetap bisa bekerja walau hanya di rumah saja,” ungkapnya.

Menurutnya inovasi tersebut bisa dalam bentuk inovasi produk dan membaca peluang bisnis dari yang tidak ada menjadi ada. Selain itu, digitalisasi produk UMKM dinilai memiliki fleksibel untuk mengambil peluang lainnya sehingga bertransformasi dengan mengikuti situasi dan perkembangan di masyarakat.

“Fleksibilitas itu sangat dapat dilakukan UMKM karena modalnya pun tidak terlalu besar. Meski demikian, UMKM dinilai butuh pendampingan para mahasiswa dalam berinovasi dan bertransformasi digital,” ucap Aldera.

Proses pendampingan digitalisasi produk UMKM perlu dilakukan mengingat tantangan dihadapi antara lain tingkat kesiapan UMKM menerapkan teknologi seperti memakai internet, memanfaatkan media sosial, dan lainnya.

Selain itu, masih lemahnya penunjang infrastruktur teknologi terutama sinyal yang masih belum stabil. Seluruh kegiatan KKN ditransformasikan menjadi satu program one student, one UMKM.

Setiap mahasiswa mempunyai kewajiban memegang satu UMKM. Ini bisa dilakukan dengan UMKM di sekitar tempat mahasiswa itu bertugas dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *