Guru Kota Sukabumi Harus Berbakti, Berbagi dan Berprestasi

Ketua PGRI Kota Sukabumi, Saepurohman Udung. (widi/radarsukabumi)

SUKABUMI – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Sukabumi, Saepurohman Udung mengajak para guru untuk melakukan perubahan. Menurutnya, guru harus melakukan inovasi, hal ini agar kulalitas pendidikan di Indonesia khusunya di Kota Sukabumi mengalami peningkatan.

“Sesuai tagline PGRI yaitu berbakti, berbagi dan berprestasi,” terang Ketua PGRI Kota Sukabumi, Saepurohman Udung kepada Radar Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Hal itu juga ia tekankan dalam peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tepatnya pada 25 November 2020. Dijelaskan Udung, yang dimaksud berbakti adalah guru harus mengabdi kepada masyarakat khususnya di Kota Sukabumi.

“Karena keberadaan guru sangat terasa oleh masyarakat terutama pemerintah daerah (Pemda),” ungkapnya.

Kedua adalah berbagi, guru mampu berbagi ilmu, pengalaman bahkan berbagi rezeki bukan hanya untuk anak didik tetapi masyarakat dan yang dimaksud berprestasi dengan hadirnya PGRI, pendidikan di Kota Sukabumi harus lebih baik lagi.

Menurutnya, peran guru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sungguh besar dan sangat menentukan. “Peran tersebut terus dilakoni dari masa ke masa. Dari era kapur, spidol, hingga pembelajaran daring, guru Indonesia terus mengupayakan pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik. Untuk itu, guru juga diharapkan mampu mengikuti tren perkembangan zaman,” tegasnya.

Udung juga menyebut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan di Kota Sukabumi, salah satunya kesejahteraan bagi guru dan meningkatkan kualitas guru. Untuk itu, di HGN ini ada empat fokus utama PGRI yaitu pertama meningkatkan kualitas pendidikan, kemudian kedua meningkatkan kualitas gurunya, ketiga meningkatkan kesejahteraan anggota dan terakhir melindungi martabat guru.

“Untuk action-nya kita sudah melakukan beberapa hal, pertama untuk peningkatan kualitas pendidikan dan guru kita akan mengadakan workshop atau pelatihan terhadap guru-guru terutama di masa pandemi karena masih ada beberapa guru yang belum siap dengan kondisi belajar secara daring, yang kedua kita memiliki LBH yang fungsinya melindungi martabat guru jadi jangan sampai ada lagi guru yang dibully atau dimasukan ke penjara karena masalah sepele dan PGRI akan tetap berjuang untuk kesejahteraan guru honorer,” pungkasnya. (wdy)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *