Disdikbud Kota Sukabumi Tunggu Arahan Dinkes, Soal Hepatitis Akut

Pendidikan Kota Sukabumi
Para pelajar ikut upacara dengan memakai masker.

SUKABUMI – Penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak usia 16 tahun ke bawah di Indonesia saat ini turut menjadi perhatian pemerintah Kota Sukabumi. Tak terkecuali di lingkungan pendidikan.

Untuk itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi pun menghimbau kepada para siswanya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan serta menjaga pola hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di lingkungan luar.

Bacaan Lainnya

“Antisipasinya saat ini mungkin tetap menjaga kesehatan dan penerapkan prokes,” terang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, M. Hasan Asari saat diwawancarai Radar Sukabumi melalui sambungan telpon.

Namun meski saat ini Hepatitis Akut sudah masuk ke Indonesia dan menyerang kepada anak-anak usia di bawah 16 tahun, Hasan mengaku belum ada lanjutan antisipasi mengenai penyakit tersebut termasuk langkah-lamgkah kegiatan belajar mengajar.

“Mungkin untuk itu kita masih menunggu arahan dari Dinas Kesehatan terlebih dahulu, untuk saat ini kita belum ada koordinasi dengan dinas kesehatan. Tetapi nantinya dinas pendidikan bakal mengikuti arahan dari dinkes termasuk soal PTM,” jelasnya

Untuk saat ini pihaknya masih berfokus pada pemulihan semangat belajar siswa dan guru di sekolah setelah dua tahun lamanya kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring atau online.

“Dua tahun kemarin kita belajar secara online dan Alhamdulillah sudah satu bulan ini kita kembali bertatap muka di sekolah dan sekarang ini masih di momentum hari pendidikan nasional, seperti yang diucapkan Kemendikbudristek tentang Kurikulum Merdeka Belajar jadi saat ini kita masih fokus di pemulihan semangat belajar siswa dan juga guru, ” ungkap Hasan.

Kemudian disamping pemulihan semangat kemudian pemulihan tentang tata cara dan penggunaan metode pbelajaran, seperti yang sudah dijelaskan Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi bahwa Merdeka Belajar sebuah kurikulum yang mengambil dari materi esensialnya, yang tidak esensial dibuang sehingga lebih ringkas, lebih singkat, lebih mudah dipelajari dan memberikan penekanan kepada pendidikan karakter.

“Nah, pendidikan karakter itulah yang nantinya membekali para siswa untuk bisa bersosialisasi di masa yang akan datang,” jelasnya.

Adapun pemulihan yang lain adalah pemulihan ekonomi dan pemulihan gairah-gairah yang lain sehingga kehidupan berjalan normal dan itulah yang harus dipimpin melalui Kurikulum Merdeka Belajar. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *