98 Siswa SD di Kota Sukabumi Pamer Bahasa Sunda

Siswa SD Kota Sukabumi Pamer Bahasa Sunda
Salah satu penampilan peserta Festival Tunas Bahasa Ibu jenjang SD tingkat Kota Sukabumi.

SUKABUMI – Sebanyak 98 siswa Sekolah Dasar (SD) di Kota Sukabumi unjuk gigi dalam kemampuan berbahasa Sunda. Para siswa tersebut bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang di gelar di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Jalan Plabuhan II, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi pada Kamis (5/10).

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Roni Abdurahman mengatakan, lomba FTBI tingkat Kota Sukabumi sudah menjadi agenda rutin yang dimulai sejak tahun 2021. Adapun FTBI sendiri dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat kecamatan kemudian tingkat kota/kabupaten, provinsi hingga ke tingkat nasional.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah ini menjadi tahun ke tiga FTBI tingkat Kota Sukabumi dilaksanaan, untuk saat ini lomba dilaksanakan untuk jenjang SD selanjutnya nanti untuk jejang SMP juga akan kita laksanakan,” terang Roni kepada Radar Sukabumi.

Adapun pada perhelatan FTBI tingkat Kota Sukabumi untuk jenjang SD ada tujuh mata lomba yang dilaksanakan yakni lomba aksara sunda, nulis carpon, maca sajak, borangan, biantara, ngadongeng dan pupuh.

Sementara itu, Ketua Pelaksana FTBI Jejang SD Tingkat Kota Sukabumi Miptahudin menambahkan, dari 98 siswa yang bertanding ini akan diseleksi kembali untuk juara 1,2 dan 3 serta juara harapan 1, 2 dan 3. Namun untuk ke tingkat Provinsi pihaknya akan mengirimkan juara 1 dari masing-masing cabang lomba putra dan putri.

“Jadi total nanti ada 14 siswa yang kami kirim ke Provinsi Jawa Barat dimana siswa ini menjadi peserta terbaik dari proses seleksi yang begitu ketat,” imbuhnya.

Pada dasarnya FTBi digelar sebagai upaya melestarikan budaya-budaya lokal daerah agar tidak hilang karena tergerus oleh modernisasi. Menurutnya saat ini Bahasa-bahasa daerah atau lokal sudah mulai tidak dikenali oleh anak-anak muda zaman sekarang.

Bukan hanya di Indonesia saja tetapi kekhawatiran ini juga sudah di tingkat level dunia untuk itu kegiatan FTBI ini sudah menjadi program dari UNESCO yang khusus membidangi pendidikan dan kebudayaan yang kemudian di sosialisasikan ke semua negara termasuk Indonesia melalui Kementrian Pendidikan, Budaya, Riset dan teknologi (Kemendikbudristek) dan disikapi oleh Balai Bahasa Nasional.

“Kemudian program ini dilanjut ke masing-masing provinsi untuk menggelar event-event seperti ini jadi bukan hanya di Jawa barat tetapi setiap provinsi yang ada di Indonesia” terangnya.

Miptahudin berarap, dengan adanya kegiatan ini siswa bukan hanya berlatih untuk menjadi juara tetapi juga mampu melestarikan kembali budaya dan bahasa-bahasa khususya bahasa Sunda. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *