Pebulu tangkis Malaysia yang terlibat kasus match fixing atau pengaturan skor ternyata lebih dari satu orang. Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) membeberkan bahwa ternyata ada dua atlet bulu tangkis yang terbukti melakukan perbuatan memalukan itu.
General Manager BAM, Michelle Chai pada Selasa (13/2) menuturkan bahwa informasi itu sudah diterima langsung dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sejak Desember 2017 lalu.
“BWF melayangkan surat panggilan kepada kedua atlet itu melalui kami. Jadi ada dua surat berbeda untuk kedua atlet tersebut,” ujar Michelle.
Mengenai identitas kedua pemain yang dirahasiakan, Michelle menjelaskan bahwa BAM melakukan itu demi kebaikan kedua atlet tersebut.
BAM, kata Michelle, juga belum membahas lebih lanjut hukuman apa yang bakal diberikan untuk keduanya.
“Kami mau kedua pemain tersebut diinvestigasi dan diproses secara adil sesuai hukum, bukan dihakimi oleh publik. Soal hukuman juga belum didiskusikan karena BWF masih melakukan investigasi,” ujar Michelle.
Sementara itu, Presiden BAM Datuk Seri Norza Zakaria kembali menegaskan bahwa kedua pemain tersebut bukan bagian dari BAM, alias pemain profesional independen.
Walau demikian, Datuk Seri tetap menegaskan bahwa pihaknya tetap tidak mentolerir dan mengutuk match fixing.
“Saya sudah sampaikan kepada para pelatih dan pemain, saya tidak mau dengar mereka melakukan tindakan memalukan seperti itu,” kata Norza.
Kedua pemain dijadwalkan disidang oleh BWF pada akhir bulan ini di Singapura. Jika terbukti bersalah, mereka akan dihukum dan dilarang bertanding bulu tangkis seumur hidup.
(kar/JPC)
