Wakapolres Tembak Mati Adik Ipar, Lulusan Terbaik Akpol

Entah apa yang merasuki Kompol Fahrizal sehingga tega meletuskan tembakan hingga menewaskan adik iparnya. Padahal, Polisi yang pernah menjabat sebagai Kasat Reskrim Polresta Medan itu memang dikenal sebagai sosok yang tenang.

Berita Terkait : Wakapolres Tembak Mati Adik Ipar, Sebelumnya Todongkan Pistol ke Ibunya

Bacaan Lainnya

Sejumlah prestasi pernah ditorehnya. Jabatan strategis juga pernah diembannya. Diantaranya menjadi Kasat Reskrim Polres Asahan; Kasat Reskrim Polres Labuhan Batu; Kasat Reskrim Polresta Medan; Polrestabes Medan kemudian menjadi Wakasat Reskrim Polrestabes Medan sebelum akhirnya menempuh pendidikan Sespim.

“Fahrizal adalah salah satu lulusan terbaik Akpol tahun 2003,” kata Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Paulus Waterpauw, Kamis (5/4) DI Mapolda Sumut.

Dia kemudian ditugaskan menjadi Waka Polresta Lombok Tengah. Dia juga disebut sedang mengemban salah satu jabatan di Polda NTB. Namun sayangnya karirnya terhenti dengan peristiwa yang mengagetkan banyak orang. Dia menembak Jumingan, adik iparnya. Polda Sumut pun sedang mendalami apa motif dibalik penembakan, Rabu (4/4) malam.

Saat jumpa pers di Polda Sumut, Fahrizal dipakaikan penutup muka. Pandangannya tampak kosong. Seperti orang yang mengalami depresi berat. Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, masih mendalami kasus itu Karena ada kejanggalan dari kronologis berdasar hasil pemeriksaan.

Paulus menceritakan, malam itu Fahrizal datang bersama istrinya untuk menjenguk ibunya di Jalan Tirtosari/Mestika Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Medan Tembung. Disitu, ia juga sempat memijat kaki ibunya. Namun ternyata, suasana tiba-tiba berubah. Jumingan roboh bersimbah darah dihujam peluru dari revolver yang dibawa Fahrizal.

“Perlu pendalaman dan kehati-hatian dalam kasus ini,” kata Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw.

Dari hasil pemeriksaan sementara, ada enam suara tembakan yang yang diduga berasal dari senjata milik Fahrizal. Beberapa proyektil bersarang di tubuh adik iparnya. Jasad korban masih berada di RS Bhayangkara Medan untuk menjalani autopsi.

“Dia mengatakan tidak (menyesal), biasa saja. Ketika datang keluarga, anak-anaknya, dia terharu,” pungkas Paulus.

Paulus pun sangat menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut. Jenderal Bintang Dua itu pun mengimbau kepada jajarannya agar hal serupa tidak terjadi lagi.

(pra/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *