Video Guru SD, Dikeroyok Orangtua Siswa, Didepan Muridnya, Viral di Medsos

Guru Dianiaya Orangtua Murid

GOWA – Astia tak mempersoalkan pengeroyokan yang dilakukan keluarga muridnya sendiri. Yang disesalinya, penganiayaan itu terjadi di hadapan para muridnya yang sedang belajar.

Luka akibat cakaran kini memerah. Astia masih sering mengerang perih ketika luka itu disentuh. Raut wajahnya seolah menggambarkan ketidakpercayaan atas kejadian yang menimpanya itu pada Rabu siang, 4 September.

Bacaan Lainnya

Ditemani rekan seprofesinya sesama guru, Astia duduk di bangku koridor SDN Pa’bangiang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, tempat dia mengejar, Kamis, 5 September. Sembari menata jilbab merah yang menutupi rambutnya, satu per satu pertanyaan wartawan dijawabnya.

Ia menceritakan, peristiwa itu terjadi saat pelajaran di kelas sedang berlangsung. Lalu, oknum orang tua murid datang. Ditemani dua anaknya, mereka masuk ke dalam kelas. Pelaku menarik kuping seorang murid yang sebelumnya bertengkar dengan murid yang juga keluarga mereka.

“Anaknya pernah bertengkar dengan salah satu murid saya (yang ditarik kupingnya), tetapi saya damaikan dan orang tua ini tidak terima, kemudian mengeroyok saya,” jelas guru SD kelas lima ini.

Kedua anak orang tua murid itu terlihat agresif mengejarnya. “Bukan orang tua murid langsung yang serang saya, tetapi dua anaknya yang datang menemaninya, dia tidak terima karena saya halangi,” katanya.

Astia (jilbab merah) guru honorer yang mendapatkan hadiah cakaran dari orang tua muridnya.

Astia yang masih berstatus guru honorer, merasa sedih karena dalam video pengeroyokan itu murid-muridnya tampak menangis dan ketakutan. Ia khawatir, murid-murid yang menyaksikan dirinya dianiaya, ikut trauma. Akan tak bagus bagi perkembangan psikologi mereka.

Pengalaman ini pun pertama kalinya terjadi dan sangat disesali. Dia tidak menyangka pengabdiannya dianggap sebelah mata oleh oknum orang tua murid yang tersulut emosi.

Apalagi kedua pelaku merupakan alumni sekolah tempat wanita berusia 40 tahun itu mengajar. Walaupun kedua pelaku tidak pernah diajar olehnya, dia tetap menyayangkan tindakan mereka yang menyerangnya secara emosi.

“Iye, tidak sempat pi saya ajar karena saya mengajar di sini baru 2012 lalu,” beber alumnus Universitas Negeri Makassar (UNM) ini.

Kepala SDN Pa’bangiang Kabupaten Gowa, Nurjannah, sangat terpukul dengan kejadian yang menggemparkan itu. Apalagi sekolahnya dikenal dengan sekolah ramah anak. Terlebih guru yang dikeroyok masih berstatus honorer dan mengabdi sejak tujuh tahun lalu.

“Dia (Astia) salah satu guru yang sabar, sangat peduli dengan murid begitupun dengan muridnya,” bebernya.

Terancam 7 Tahun

Pelaku bernama Novi (20) dan April (17) kini ditahan di Mapolres Gowa guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kakak beradik itu pun tampak menangis menyesali perbuatannya.

Saat ditemui Harian FAJAR, di tahanan Polres Gowa, Novi terisak dan menunduk. Bibirnya hanya melontarkan kata maaf karena tersulut emosi sehingga mengeroyok guru adik bungsunya.

“Saya menyesal, karena perbuatan saya menyakiti dan jadi perhatian banyak pihak,” ungkapnya yang saat itu mengenakan baju tahanan.

Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga, menyangkan informasi pertengkaran antar murid ini direspons secara tidak etis oleh kedua pelaku bersama seorang perempuan lainnya, dengan mendatangi sekolah. Mereka masuk ke dalam kelas, menjewer murid yang menjadi lawan adik pelaku.

Selanjutnya, murid dibawa ke ruang guru, sehingga menimbulkan keributan. Tak hanya di ruang guru, juga di ruang kelas. “Apapun alasannya, hal ini tidak sepatutnya terjadi, karena ada etika yang harus dijaga sehingga tidak memberikan efek psikologis terhadap anak-anak yang berada di dalam kelas tersebut,” ujarnya.

Terhadap kedua pelaku, kini dijerat dengan Pasal 170 (1) KUHP dengan ancaman pidana minimal 7 tahun penjara. (Fajar)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *