Undang-Undang Pesantren Disahkan, Anggaran Tahun 2020 Masih Tetap

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin membuka Muktamar Pemikiran Santri Nusantara di Ma’had Aly Saidussiddiqiyah, Kedoya, Jakarta (28/9). (Hilmi Setiawan/Jawa Pos)

RADARSUKABUMI.com – Terbitnya Undang-Undang tentang Pesantren tidak lantas membuat anggaran pemerintah untuk pesantren naik. Anggaran untuk pesantren yang ada di Kementerian Agama (Kemenag) tahun depan masih sama seperti saat ini. Anggaran itu digunakan untuk pesantren terkait fungsinya sebagai lembaga pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan pesantren.

Usai mengikuti pembukaan Muktamar Pemikiran Santri Nusantara di Ma’had Aly Saidussiddiqiyah, Kedoya, Jakarta Sabtu (28/9), Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengungkapkan anggaran pesantren tahun depan. ’’Belum ada kenaikan. Hanya Rp 500 miliar,’’ katanya.

Bacaan Lainnya

Anggaran tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan jumlah pesantren yang ada di seluruh Indonesia. Data dari Kemenag menyebutkan jumlah pesantren mencapai 25.938 unit. Kemudian jumlah santri ada di pesantren tercatat ada 3,9 juta orang.

Meskipun bagitu, di dalam UU tentang Pesantren diatur keberadaan dana abadi pesantren. Kamaruddin menjelaskan sampai saat ini belum bisa diketahui besaran dana abadi pesantren. Sebab ketentuan tentang dana abadi pesantren bakal diatur dalam peraturan Presiden sebagai turunan dari UU tentang Pesantren.

Lebih lanjut, Kamaruddin menuturkan dalam kegiatan muktamar tersebut akan dibahas terkait posisi strategis pesantren. Dia menjelaskan, muktamar ini juga bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri 2019. Seperti diketahui Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober.

Guru besar UIN Alauddin Makassar itu mengatakan, melalui muktamar itu diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat umum dan dunia bahwa pesantren merupakan role model untuk menggagas perdamaian dunia. Kemudian juga ada penekanan tentang literasi media di kalangan pesantren.

’’Guna menangkal gejala radikalisme agama dan kejahatan siber di ruang virtual,’’ tuturnya. Selain itu akan dikupas juga beragam strategis pesantren dalam mewujudkan perdamaian dunia dan Islam yang rahmatan lil alamin.

Kegiatan muktamar itu dibuka secara remi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Lukman titip dua hal dalam kegiatan muktamar itu. Pertama adalah selama ini pesantren dikenal dengan cirinya yang mamppu menerima budaya serta tradisi setempat. ’’Sejarah masuknya Islam di nusantra nyaris tidak ada konflik,’’ tuturnya.

Pesan yang kedua adalah ciri khas yang menonjol lainnya dari pesantren adalah kecintaannya terhadap tanah air. Menurut Lukman, nyaris tidak pernah melihat ada pesantren atau santri yang tidak cinta pada tanah airnya. Lukman mengatakan nasionalisme yang dibangun kaum santri dalam mencintai tanah airnya sangat luar biasa. Lukman berharap dua hal itu juga ikut dikaji dalam mukmatan santri kali ini.(JPG)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *