TNI AL Sudah Punya Pengganti KRI Rencong

JAKARTA – Sebagai pengganti KRI Rencong 622 yang terbakar dan tenggalam di Perairan Sorong, Papua Barat, pada Selasa (11/9) lalu, Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengandalkan Kapal Cepat Rudal (KCR) buatan PT PAL Indonesia. Total ada delapan kapal sekelas KRI Rencong 622 dibangun oleh perusahaan BUMN yang berbasis di Surabaya itu. Sebagian di antaranya sudah diserahkan kepada TNI AL.

Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji menyampaikan bahwa KRI Rencong 622 memang sudah berusia tua. ”Dari hitungan life cycle cost harus sudah ganti,” ungkap dia di Jakarta kemarin (18/9). Maklum, kapal perang tersebut sudah beroperasi di bawah naungan matra laut sejak 1979. Usia yang sudah tua, diakui Agus mengharuskan pemerintah mencari pengganti kapal itu.

Bacaan Lainnya

Menurut jenderal bintang dua TNI AL tersebut, Kemhan sudah bekerja sama dengan PT PAL Indonesia untuk membangun kapal pengganti KCR yang sudah beroperasi sejak tahun 1980-an itu. Dari target delapan kapal, Agus menyampaikan bahwa empat sudah selesai. ”KCR yang satu, dua, tiga, empat sudah jadi. Yang lima, enam sekarang proses pengadaan,” jelasnya. Sedang dua kapal lainnya masih belum digarap.

Yang pasti, Agus menegaskan bahwa Kemhan sudah memasang target membangun delapan KCR. Seluruhnya dikerjakan oleh PT PAL Indonesia. Menurut dia, kapal yang sudah berusia tua tidak boleh dipaksakan terus beroperasi melampaui batas. ”Harus diremajakan,” imbuhnya.

Lantaran KRI Rencong 622 merupakan KCR, kapal serupa yang sudah dan tengah dibangun oleh PT PAL Indonesia cocok menjadi pengganti. Dari segi kemampuan dan teknologi, KCR buatan PT PAL Indonesia tidak kalah hebat dari kapal serupa yang dibikin oleh Korea Selatan (Korsel).

Kapal perang tersebut punya kecepatan tinggi serta daya hancur yang bisa diandalkan oleh angkatan laut Indonesia. Awal tahun ini, mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi sempat meresmikan peluncuran kapal tersebut.

Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mendukung peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Termasuk di antaranya kapal. Ketika dihubungi Jawa Pos, dia menyampaikan, kapal berusia 40 tahun memang sudah termasuk tua.

Selain itu, alasan lain jumlah kapal perlu ditambah adalah kebutuhan. ”Jumlahnya masih kurang. Untuk mengawal laut Indonesia yang sangat luas jumlah yang ada masih jauh dari cukup,” bebernya.

Menurut Kharis meremajakan dan menambah jumlah kapal juga penting guna memenuhi minimum essential force (MEF) yang sudah disusun sejak jauh hari. Tidak hanya itu, target rencana strategis (renstra) juga patut jadi pertimbangan.

Kapal cepat seperti KRI Rencong 622, sambung dia, harus diganti dengan kapal yang sepadan. ”Misalnya maling, penjahatnya lari cepat. Kita Nggak bisa cepat, kita nggak bisa kejar,” ungkap dia.

Meski belum menerima laporan kebakaran KRI Rencong 622, Kharis memastikan insiden itu akan dibahas dalam rapat bersama Kemhan dan jajaran TNI bulan depan. ”Awal Oktober kan kami rapat,” ujarnya. Dalam rapat tersebut, dia akan menanyakan langsung kebakaran yang juga menjadi penyabab kapal perang buatan Korea Selatan (Korsel) itu tenggalam tidak jauh dari markas Komando Armada (Koarmada) III.

Sementara itu, Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyampaikan bahwa KCR buatan PT PAL Indonesia adalah kapal kelas Sampari. Berbeda dengan KRI Rencong 622 yang masuk kelas Mandau. ”Selain senjata yang bisa ditanam di kapal, kecepatannya beda,” ungkap dia. Karena itu, Khairul menyampaikan bahwa pemerintah harus tetap mengupayakan pengganti yang sebanding.

Kalau pun kapal kelas Mandau yang sudah berusia tua kan digantikan seluruhnya oleh kapal kelas Sampari, sambung Khairul, mestinya pemerintah tetap mengupayakan pengadaan kapal lain yang kemampuanya jauh lebih hebat dari kapal kelas Mandau. Menurut dia, KRI Klewang yang terbakar pada 2012 adalah kapal yang cocok menggantikan kapal kelas Mandau. ”Itu mestinya dilanjutkan,” jelasnya.

 

(syn/ttg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *