Terduga Teroris, Polisi Geledah Rumah Mewah

SURABAYA – Tim dari Polda Jatim melakukan olah TKP di kediaman Ilham Fauzan, 39, pada Kamis (17/5).

Ilham adalah terduga teroris yang digerebek di kawasan Urang Agung, Sidoarjo, pada Senin sore lalu. Selama hampir tiga jam mereka memeriksa rumah besar bercat cokelat muda tersebut. Di dalam rumah ada orang tua Ilham dan tiga anaknya.

Bacaan Lainnya

Mereka menangis histeris ketika petugas mulai masuk ke kediaman di Jalan Dukuh Pakis II B 15 tersebut.

Selama ini Ilham tinggal bersama orang tuanya, seorang kakak, istri, dan empat anaknya. Itu merupakan kedatangan kedua polisi. Sebelumnya, pada Selasa malam (15/5) polisi menjemput istri Ilham, Emil Lestari, 39, untuk dimintai keterangan di Mapolda Jatim.

Sampai kemarin, Emil berada di sana. Dia membawa anak keempatnya yang berumur 1 tahun karena masih menyusui. Tiga anak lainnya berumur 5 tahun, 4 tahun, dan 3 tahun. Untuk sementara, mereka dibawa tetangga lantaran terus menangis melihat petugas.

Sementara itu, ayah Ilham, M. Alwi Jefriqin, sedang terbaring di tempat tidur karena sakit.

Berdasar hasil penggeledahan, petugas tampak membawa satu boks karton berisi pipa dan satu kantong kertas berisi benda-benda yang dianggap sebagai alat pembuat bom. Pipa itu ditemukan di lantai satu rumah, di tumpukan kain-kain.

”Ilham menerima titipan dari Dita Oepriarto (teroris pengebom Gereja Pantekosta Pusat Surabaya). Sebuah kardus berisi pipa,” tutur salah seorang petugas yang enggan disebut namanya.

Pipa-pipa itu merupakan salah satu bahan baku merakit bom. Pipa tersebut sudah didesain sedemikian rupa.

Petugas benar-benar teliti memeriksa semua bagian rumah berlantai dua tersebut. Nyaris tak ada tempat yang terlewat. Termasuk kamar tidur Ilham di lantai 2.

Sesaat setelah petugas selesai olah TKP, Jawa Pos masuk ke kediaman Ilham. Rumah dua lantai itu dipenuhi baju-baju pesanan dan kantong kain.

Baik di lantai 1 maupun 2. Rabiah Saleh, 66, ibu Ilham, menangis tersengal-sengal. Tidak banyak kata yang bisa diucapkan. Dia belum percaya anaknya terlibat aksi terorisme.

”Haduh, haduh, haduh….anakku, anakku…” katanya, lantas tangis. Seorang polwan mendekapnya, berusaha menenangkan.

”Sabar Bu, sabar,” ucap polwan itu.

Jhon Ah, tetangga sebelah, menyatakan bahwa Ilham sekeluarga memiliki kepribadian tertutup pada dua tahun terakhir.

Sebelumnya, Ilham dikenal ramah. Namun, dua tahun terakhir, dia sudah enggan bergaul dengan tetangga.

Ilham mempunyai teman-teman baru. Anak-anaknya juga tidak disekolahkan. ”Saya sering lihat kalau pagi istri Ilham yang mengajari anak-anaknya,” ungkapnya.

Ilham mempunyai kebiasaan yang diperhatikan oleh warga. Setiap Sabtu pagi ada sejumlah orang yang datang mengunjungi kediamannya.

Baik laki-laki maupun perempuan. Mereka lantas menggelar pengajian bersama.

‘Kalau pengajiannya sudah dimulai, pintu rumah ditutup. Kaca juga ditutup kelambu,” tutur Jhon.

Ilham berasal dari kalangan dengan ekonomi menengah ke atas. Setiap hari dia membantu ayahnya menjalankan usaha tailor.

Mereka tinggal di rumah itu sejak 1980. Ilham menikah dengan Emil dari Garut. Tiga di antara empat anak Ilham lahir di Garut.

Sejak setahun terakhir, mereka berniat menjual rumah tersebut. Pengumuman ditulis di tembok depan rumah. Namun, tidak kunjung ada pembeli.

Kepala RT maupun tetangga tidak tahu alasannya. Setahu mereka, keluarga Ilham tidak sampai terbelit utang.

”Dijual berapa dan mau pindah ke mana saya juga tidak tau,” jelas pria 60 tahun tersebut.

Saat digerebek, Ilham bersama Agus Widodo, Betty Rienawati Brojo, dan Damayanti. Mereka berada di sebuah rumah kontrakan di tengah perkampungan.

Betty dan Agus disebut sebagai suami istri. Mereka diduga merakit bom di rumah itu.  Aparat menemukan sejumlah bom rakitan. Satu bom diledakkan di tempat oleh petugas pada Senin malam (14/5).

Bom yang ditemukan berjenis bom pipa. Isinya, enam pipa yang dirangkai menjadi satu. Polisi juga menemukan bahan-bahan untuk membuat bom.

Ditemukan pula beberapa anak panah dan buku panduan merakit bom. (jos/c20/ayi/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *