Operasi SAR korban awan panas Gunung Semeru resmi ditutup

ILUSTRASI. Sampai dengan Sabtu (11/12) pukul 18.00 WIB, tercatat korban jiwa mencapai 46 orang akibat erupsi Gunung Semeru. (Basarnas for JawaPos)

LUMAJANG — Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) bencana awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ditutup pada Kamis (16/12) pukul 18.00 WIB.

“Setelah melaksanakan evaluasi bersama seluruh potensi SAR yang terlibat dalam pencarian serta pihak keluarga korban yang belum ditemukan, akhirnya kami sepakat untuk memghentikan atau menutup operasi SAR yang sudah berlangsung selama 13 hari,” kata Kepala Kantor SAR Surabaya selaku koordinator misi pencarian dan penyelamatan (SMC) Hari Adi Purnomo dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Kabupaten Lumajang, Jumat.

Bacaan Lainnya

Sesuai standar operasional prosedur (SOP), lanjut dia, operasi SAR yang standarnya berlangsung selama tujuh hari dan telah diperpanjang dua kali, masing-masing tiga hari, sehingga total operasi SAR telah berlangsung selama 13 hari dalam melakukan pencarian korban awan panas guguran Gunung Semeru.

“Aspek efektivitas juga menjadi pertimbangan kami karena korban hidup dalam kondisi seperti itu sangat kecil kemungkinannya dan selanjutnya akan dilaksanakan pemantauan oleh tim SAR,” tuturnya.

Ia mengatakan pihaknya akan membuka operasi SAR lagi jika ada informasi valid ada korban atau tanda-tanda ditemukan korban bencana Gunung Semeru atau jika letusan terjadi lagi dan kembali menelan korban jiwa, maka operasi SAR otomatis akan digelar kembali.

Perkembangan operasi SAR hari terakhir pada Kamis (16/12), tim SAR menemukan dua bagian tubuh, masing-masing pada pukul 08.15 dan 08.30 WIB di sektor pencarian Dusun Curah Kobokan, kemudian kedua bagian tubuh manusia tersebut telah dievakuasi ke RSUD Haryoto untuk keperluan identifikasi.

“Tidak hanya itu, operasi SAR hari terakhir juga sempat dihentikan sekitar pukul 10.00 WIB karena terjadi letusan yang membahayakan tim SAR gabungan dari 126 potensi SAR dengan jumlah kurang lebih 350 personel,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *