KSP Minta Polisi Tahan Diri, Aksi Massa Sudah Tidak Terkendali

Halte Dibakar Massa Aksi

RADARSUKABUMI.com – Unjuk rasa yang menolak pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerj‎a berujung ricuh. Aksi massa sudah tidak terkendali. Mereka sudah anarkistis. Sejumlah fasilitas umum dirusak.

Tindakan tersebut sangat disesalkan pihak Kepresidenan. Menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian‎, perusakan fasilitas umum itu tidak perlu terjadi.

Bacaan Lainnya

‎”Pemerintah menyesalkan kejadian seperti itu karena yang rugi bukan siapa-siapa, tapi rakyat. Ada juga yang membakar halte dan lain sebagainya. Itu kan dipergunakan untuk rakyat,” ujar Donny kepada wartawan, Kamis (8/10).

Donny meminta peserta unjuk rasa untuk harus bisa mematuhi koridor-koridor dalam menyampaikan aspirasi. Supaya, perusakan fasilitas umum tidak terjadi lagi. “Demonstrasi itu harus ada nilai-nilai yang perlu diperhatikan. Silakan berdemonstrasi, tertib aman dan damai. Jangan lupa protokol kesehatan,” katanya.

Kepada aparat kepolisian diminta untuk menahan diri supaya tidak tersulut emosi pengunjuk rasa. “Semua menahan diri. Jadi kalau memang tidak sesuai dengan aturan yang ada tentu ada tindakan. Sekali lagi diimbau menahan diri tidak terpancing,” ungkapnya.

Diketahui massa terlibat bentrok dengan aparat kepolsian di kawasan Harmoni, Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Bahkan mereka mulai merusak fasilitas umum dengan membakar halte Transjakarta, dan pos polisi di kawasan Jakarta Pusat juga dibakar massa peserta aksi.

Massa perserta aksi juga dalam bentrokan tersebut melemparkan batu kepada pihak kepolisian. Sementara polisi terus memukul mundur massa dengan tembakan gas air mata. (jpc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *