Garuda Rugi Rp 2,88 Triliun

JAKARTA – Maskapai penerbangan plat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatat kerugian USD 213,4 juta atau setara Rp 2,88 triliun sepanjang 2017.

Kinerja keuangan perseroan ini berbanding terbalik dengan capaian perseroan di 2016 yang masih berhasil meraup laba sebesar USD 9,4 juta atau sekitar Rp 126,9 miliar. “Memang untuk laba di kuartal IV 2017 saja juga lebih rendah dari kuartal IV 2016 yang mampu membukukan laba lantaran melakukan efisiensi dari karyawan,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala di Kantor Garuda Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta.

Bacaan Lainnya

Pahala menyampaikan, pada kuartal IV-2017, Garuda Indonesia hanya mampu mengantongi laba bersih sebesar USD 8,5 juta. Angka itu turun 83,9 persen dari capaian laba bersih di kuartal IV-2016 saja sebesar USD 53 juta. Sayangnya, keuntungan perseroan di kuartal IV-2017 itu tak mampu menutupi kerugian kuartal-kuartal sebelumnya.

Pada kuartal I-2017 perseroan rugi USD 99,1 juta, kuartal II-2017 rugi USD 184,7 juta, meskipun di kuartal III-2017 perseroan mampu mengantongi laba bersih USD 61,9 juta.

Meskipun demikian, pendapatan operasional Garuda Indonesia tercatat naik 8,1 persen dari USD 3,86 miliar menjadi USD 4,17 miliar. Pendapatan itu paling besar masih disumbang dari pendapatan penerbangan berdjawal sebesar USD 3,4 miliar. Kata Pahala, total pengeluaran perseroan naik 13 persen dari USD 3,7 miliar menjadi USD 4,25 miliar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *