Demi Tradisi Seba, Warga Badui Berjalan Kaki 45 Kilometer ke Pendopo Rangkasbitung, Begini Penampakannya

Masyarakat Badui Dalam berjalan kaki di kegelapan dini hari hingga menembus hutan Gunung Kendeng demi melaksanakan ritual upacara tradisi Seba bersama Bupati Lebak Iti Octavia di Pendopo Rangkasbitung.

BANTEN — Masyarakat Badui Dalam berjalan kaki di kegelapan dini hari hingga menembus hutan Gunung Kendeng demi melaksanakan ritual upacara tradisi Seba bersama Bupati Lebak Iti Octavia di Pendopo Rangkasbitung.

“Kami wajib melaksanakan tradisi Seba karena titipan dari leluhur,” kata Ayah Arina Wakil Jaro Tangtu Badui Dalam Perwakilan Kampung Cikawartana saat ditemui di Lebak, Jumat.

Bacaan Lainnya

Pelaksanaan tradisi Seba bagi masyarakat Badui hukumnya wajib dilaksanakan, meski dilanda pandemi COVID-19.

Sebab, kata dia, jika tidak dilaksanakan khawatir kualat yang bisa menimbulkan bencana alam.

Mereka masyarakat Badui setiap tahun menggelar perayaan Seba untuk menyerahkan hasil bumi, seperti pisang, talas, beras huma, gula merah dan lainnya.

Penyerahan hasil bumi itu merupakan bentuk syukur masyarakat Badui selama setahun dari hasil pertanian ladang untuk diserahkan kepada kepala daerah.

Pelaksanaan Seba digelar setiap tutup bulan pada awal tahun Kalender Baduy bulan Safar kelima dengan silaturahmi kepada “ibu gede” Bupati Lebak dan “Bapak gede” Gubernur Banten.

Namun, kata dia, pelaksanaan Seba dua tahun terakhir tertutup karena adanya pandemi virus corona.

“Kami merasa bersyukur bisa melaksanakan Seba dan berharap kehidupan warga Badui lebih sejahtera, ” ujarnya menjelaskan.

Ia mengatakan warga Badui Dalam untuk Seba 2021 diwakilkan sebanyak tujuh orang antara lain perwakilan Kampung Video tiga orang, Kampung Cikawartana dua orang dan Kampung Cikeusik dua orang.

Mereka berjalan kaki sepanjang 45 kilometer menuju Rangkasbitung dengan melintas kawasan hutan Gunung Kendeng juga perbukitan yang penuh curam dan berbahaya.

Perjalanan memakan waktu delapan jam dari pukul tiga dinihari sampai pukul 12.00 wib., namun selama perjalanan lancar.

Mereka masyarakat Badui Dalam kemana pun pergi harus berjalan kaki dan dilarang menggunakan kendaraan.

“Kami sekalipun ke Jawa Timur harus berjalan kaki, karena aturan adat yang wajib dipatuhi,” katanya.

Sementara itu, tokoh adat masyarakat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan pelaksanaan Seba tahun ini dilakukan tertutup dan dibatasi sebanyak 20 orang terdiri dari 13 orang Badui Luar dan tujuh Badui Dalam sehubungan adanya pandemi virus corona itu.

,”Kami memahami kondisi seperti ini untuk mencegah pandemi jika terjadi kerumunan massa,” ujarnya.

Menurut dia, pelaksanaan Seba akan dilakukan Jumat sore bersama Bupati Lebak dan menyerahkan hasil pertanian warga Badui kepada kepala daerah setempat sebagai wujud syukur.

Selanjutnya, ujar dia., Sabtu malam dilakukan Seba bersama Gubernur Banten dan menyerahkan hasil bumi itu.

“Kami yang penting Seba itu dapat dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19 karena titipan dari leluhur itu,” katanya.(ant)

Pos terkait