Sementara Indonesia dilaporkan mendapatkan skor sebesar 94,88. Skor ini diperoleh berdasarkan perhitungan berbagai aspek, seperti hukum, teknikal, organisasi, hingga kerja sama yang membentuk benteng pertahanan siber.
BSSN dikatakannya telah menerapkan beberapa strategi keamanan siber yang berfokus pada tata kelola, manajemen risiko, perlindungan infrastruktur, regulasi hingga kerja sama. Tujuannya, menjaga kondisi keamanan siber nasional.
Meski diklaim aman dan membaik performa Kamsiber dalam negeri, nyatanya hal tersebut tak cukup mampu membuat BSSN mempertahankan kedaulatan siber tanah air. Seperti sudah disinggung di atas, hal tersebut dibuktikan dengan situs Pusat Malware Nasional dari BSSN terkena peretasan dengan metode perusakan atau deface pada Senin (25/10).