192 Korban Belum Ditemukan

SIMALUNGUN – Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban kapal tenggelam Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di perairan Danau Toba hingga hingga kemarin (21/6). Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan mengatakan, pencarian pada hari keempat ini akan diperluas hingga radius 10 Km atau ke arah timur laut selatan sesuai arah mata angin.

“Total penumpang yang berhasil ditemukan sebanyak 21 orang dengan rincian 18 selamat, sementara 3 meninggal dunia. Tercatat 192 penumpang yang dinyatakan hilang dalam peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun,” katanya kepada wartawan di posko Tigaras, Dolok Pardamean, Simalungun, kemarin (21/6).

Bacaan Lainnya

Data korban ini didasari laporan pihak keluarga ke poskoTigaras. Namun, jumlah penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam pada Senin (18/6) simpang siur karena tidak ada manifes penumpang. “Jumlah korban diketahui dari pihak keluarga yang datang dan melapor kepada petugas di posko ini,” ujar Budiawan.

Diutarakan Budiawan, pada hari ini juga akan turun alat disposal dari TNI AL untuk membantu pendeteksian metal yang memiliki kemampuan deteksi di kedalaman sekitar 600 meter. Sebab, menurut informasi kedalaman Danau Toba sekitar 400 meter. “Pencarian bangkai kapal sangat penting karena diperkirakan kemungkinan ada korban yang terjebak di dalam kapal,” cetusnya.

KM Sinar Bangun, yang tenggelam di Danau Toba, diduga overkapasitas. Kapal itu hanya bisa menampung 43 penumpang. Kapal diduga tak punya surat izin berlayar. Pencarian di dalam air terkendala kedalaman danau dan minimnya cahaya. Tim pencari korban ditunjang alat remotely operated underwater vehicle (ROV) portabel atau robot penyelam.

Sementara itu, Polisi rencananya akan melakukan pemeriksaan terhadap Dinas Perhubungan (Dishub) kabupaten dan provinsi terkait kasus karamnya KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga, ada yang salah pada regulasi pengelolaan kapal oleh otoritas setempat. “Saya tidak akan segan-segan untuk meminta kepada penyidik jangan hanya nahkoda kapal tapi juga yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan,” kata Tito.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *