Stok Daging Hingga Lebaran Aman

TRANSAKSI: Pedagang daging sapi saat melayani pembeli di pasar dadakan, tepatnya di Jalan Raya Panggeleseran - Babakan, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar.

SUKABUMI,RADARSUKABUMI – Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, mengklaim ketersediaan daging sapi, ayam dan telur ayam aman selama bulan suci Ramadan hingga Idul Fitri mendatang.

Bahkan stok saat ini dinyatakan lebih, sehingga dapat membantu kebutuhan warga di luar daerah.

Bacaan Lainnya

Data yang tercatat di Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, ketersediaan daging ayam saat ini berjumlah 5.078 ton.

Sementara kebutuhan untuk wilayah Kabupaten Sukabumi hanya diangka 1.200 ton sampai Idul Fitri mendatang.

Sedangkan persediaan telur, saat ini berjumlah 3.078 ton dengan jumlah kebutuhan 600 ton.

Begitupun dengan stok daging sapi di perusahaan swasta, saat ini jumlahnya 1.700 ekor, belum lagi persediaan daging di Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Kabupaten Sukabumi.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Iwan Karmawan mengatakan, ketersedian tiga pangan ini dipastikan aman untuk kebutuhan warga pada bulan puasa dan Idul Fitri.

Bahkan, stok pangan tersebut mengalami surplus lebih dari 50 persen.

“Jadi artinya kita masih mempunyai stok lebih, khususnya pada daging ayam yang surplusnya sekitar 75 persen dan akan dijual ke luar daerah untuk perayaan Idul Fitri nanti,” jelas Iwan kepada Radar Sukabumi, kemarin (22/5).

Untuk itu, pihaknya mengklaim stok telur, daging sapi dan ayam untuk kebutuhan bulan puasa dan lebaran, dipastikan aman.

“Jadi jangan khawatir, semua Insya Allah aman,” ujarnya.

Menurutnya, saat mendekati perayaan Idul Fitri biasanya harga daging akan mengalami kenaikan.

Hal ini, dipengaruhi akibat kebutuhan masyarakat cukup tinggi.

Untuk mengantisipasi lonjakan itu, pihaknya sudah berupaya menjaga keseimbangan kebutuhan dan persediaan barang.

“Kami membangun sinergi dengan para pelaku usaha ternak untuk menekan harga yang biasanya terjadi mendekati lebaran,” bebernya.

Ia pun menghimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir apalagi sampai melakukan aksi borong barang yang bisa memicu naikanya harga dan persediaan pangan berkurang.

Selain itu, konsumen yang membeli pangan agar teliti. Seperti melihat kondisi daging dan mencium aromanya.

“Jadi saya harap warga lebih cermat bila membeli daging.

Misalnya, jika warna dan kontur daging berubah serta mengeluarkan aroma tidak sedap, jangan dibeli,” pungaksnya.

(Den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *