Sekda Jabar Bahas Tol Bocimi

SUKABUMI— Sekda Jabar, Iwa Karniwa menyebutkan untuk memajukan Palabuhanratu, ia mengakau pihakya telah menggencarkan dua cara yang dibantu Berbagai pihak. Salah satunya menggencarkan pembangun jalur tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi). Tol sepanjang 64 KM sampai daerah Suakraja Kabupaten Sukabumi, perkembangannya sudah sangat signifikan.

“Alhamdulillah perkembangannya sudah sampai Cigombong untuk seksi satu, pembebasan lahan pun sudah hampir 79 persen,” aku Iwa kepada Radar Sukabumi, saat ditemui usai mengisi acara seminar di Gedung Djuang Kota Sukabumi, kemarin (27/9/2017).

Bacaan Lainnya

Progres untuk seksi satu fase satu tersebut sudah sampai 45 persen, sehingga Desember 2017 ini sebelum Cigombong sudah bisa selesai. Menurutnya, jika pembangunan tol sepanjang 54 KM meter terserbut sudah selesai.

maka perjalanan dari Bocimi, bisa ditempuh dengan waktu 45 menit.

Ia meyakini, jika sudah selesai, perekonomian Palabuhanratu dan Sukabumi bisa berkembang dan terjadi kapitalisasi ekonomi yang kuat.

Menurut Iwa, molornya pembangunan tol Bocimi akan tersendat oleh adanya spekulan tanah. Sehingga proyek menjadi tidak berjalan.

“Jika ada spekulan tanah, harganya menjadi tidak normal, ” ucapnya.

Namun pihaknya telah mewanti-wanti hal tersebut dengan dibantu pihak pemerintah dan media. Terlebih dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Ia menyebutkan, sumber Daya Manusia (SDM) pun harus dievalusi. Hal ini dalam rangka mewujudkan sinergitas pembangunan Kota Sukabumi dan Provinsi Jabar, serta menghadapi era kompetisi global.

“Sinergitas pembangunan akan kuat ketika empat hal di kedepankan. Yakni peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, insfratuktur dan perdagangan,” sebutnya.

Ia menyarankan, Mahasiswa Sukabumi harus tampil ke depan jika pembangunan tol ini sudah selesai.

Baik sebagai pengusaha di bidang kuliner, menufaktur dan pengsuaha bidang lainnya. Yang harus ditempuh dengan dua hal pertama kuasai bahasa Inggris dan kuasai komputer.

Tak hanya, ia juga menyarankan agar mahasiswa membangun networking atau jaringan dan silaturahim dalam menjalankan usaha dengan siapapun.

Dengan didukung oleh dua hal terebut, maka akan terbangun inovasi. Yaitu dengan didukung jiwa interprener dan melayani.

“Tidak akan menjadi manusia yang berharkat ketika tidak memberikan pelayanan dengan hati,” tutupnya.

(cr11/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *