Rebo Nyunda Hanya Nama

SUKABUMI– Program Rebo Nyunda yang digulirkan Pemkot Sukabumi dinilai kurang efektif. Sebab, penggunaan kata Rebo Nyunda hanya sebatas lisan dan penggunaan simbol pakaian saja. Padahal, program tersebut seharusnya lebih menyeluruh dalam berbagai aspek, seperti pengenalan karakter orang Sunda, bahasa, serta berbagai hal positif yang dimiliki orang sunda.

“Bagi saya, diberlakukannya Rebo Nyunda ini merupakan sebuah kemerosotan. Logikanya, dengan diberlakukan Rebo Nyunda, sama saja bahwa berbagai aktivitas kesundaan di Kota Sukabumi sudah terancam punah. Seharusnya dengan kesadaran diri bukan dengan diperintah,” kata pengamat kebudayaan dan Bahasa Sunda, Caca Danuwijaya kepada Radar Sukabumi, belum lama ini

Bacaan Lainnya

.
Apalagi, keberadaan Rebo Nyunda sendiri hanya sebuah instruksi Walikota Sukabumi. Dimana, regulasinya hambar dan bisa aplikasikan atau tidak. Untuk itu, jika pemerintah serius dengan kesundaan ini dan hendak melestarikannya, Pemkot harus mengeluarkan Perda atau Peraturan Walikota yang lebih kuat dasar hukumnya.

“Jangan nanggung, bikin aja PErda sekalian,” tegasnya.

Caca menambahkan, saat ini pembelajaran Bahasa Sunda hanya diajarkan dua jam disetiap tingkatan sekolah. Ironisnya, pengajaran Bahasa Sunda pun terputus hanya sampai SLTA.

“Di Perguruan Tinggi tidak ada. Ini sangat miris sekali, dimanaingin melestarikan tetapi disisilain prakteknya tidak sesuai yang diharapkan,” tambah dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *