Perpustakaan Kelurahan Cisarua Sukabumi Berkolaborasi dengan RA Doa Bangsa Al Falah Mengajarkan Anak Usia Dini Peduli Sampah

Perpustakaan Kelurahan Cisarua
Pengelola sampah Alam Asri Swapilah sedang melakukan pendataan sekaligus penimbangan oleh pemilik pengepul di RA Doa Bangsa

SUKABUMI – Di tengah hiruk pikuk Kota Sukabumi, Perpustakaan Kelurahan Cisarua terus menunjukkan kepeduliannya terhadap isu lingkungan dengan memperkenalkan literasi tentang pengelolaan sampah sejak usia dini.

Dipimpin oleh Yusmeli, perpustakaan ini menjadi garda terdepan dalam mendidik masyarakat, terutama anak-anak, mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan melalui program Bank Sampah Swapilah.

Bacaan Lainnya

Salah satu lembaga yang dilibatkan dalam gerakan ini adalah RA Doa Bangsa Al Falah, yang turut berperan aktif dalam pengelolaan sampah di kalangan siswa dan orang tua murid.

Widi Fitria — Sukabumi

Sejak tahun 2018, Perpustakaan Kelurahan Cisarua mulai menggagas ide untuk meningkatkan kepedulian terhadap sampah, terutama di lingkungan rumah tangga.

Hal ini muncul dari keprihatinan Yusmeli dan tim perpustakaan terhadap jumlah sampah di Kota Sukabumi yang kian meningkat. Melihat dampaknya, mereka memutuskan untuk bertindak, dengan menyasar anak-anak usia dini sebagai agen perubahan.

“Kami percaya, literasi lingkungan harus dimulai sejak dini. Itulah mengapa kami bekerja sama dengan RA Doa Bangsa Al Falah dalam mengajarkan anak-anak bagaimana mengelola sampah dengan benar. Mereka diajarkan untuk memilah sampah, mengerti nilai penting daur ulang, dan turut serta dalam program bank sampah,” ungkap Yusmeli.

Melalui Bank Sampah Swapilah, perpustakaan mendorong keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Swapilah sendiri merupakan singkatan dari swadaya pemilahan, dimana masyarakat didorong untuk memilah sampah mereka secara mandiri di rumah, sebelum dibawa ke sekolah atau perpustakaan untuk diproses lebih lanjut.

Program ini tak hanya berhenti di tataran edukasi. Setiap dua kali dalam sebulan, orang tua siswa RA Doa Bangsa Al Falah diminta membawa sampah daur ulang dari rumah, yang kemudian dipilah dan ditimbang di sekolah.

“Sampah yang sudah dipilah ini nantinya akan dijual ke pengepul, dan hasilnya digunakan untuk mendanai berbagai kegiatan sekolah, seperti karya wisata atau membeli sarana dan prasarana sekolah. Dengan demikian, orang tua tidak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk kegiatan tersebut,” jelas Kepala RA Doa Bangsa Al Falah, Eva Nalurita.

Program ini sudah berjalan rutin sejak 2019, dan hasilnya mulai dirasakan. Selain dapat mengurangi jumlah sampah di lingkungan, anak-anak juga diajarkan kedisiplinan dalam mengelola sampah. Banyak dari mereka yang mulai membawa kebiasaan baik ini ke rumah, memperlihatkan pengaruh nyata dari gerakan tersebut. “Kami sangat senang melihat antusiasme para orang tua dan siswa. Mereka sangat bersemangat ketika pilah sampah diadakan,” tambah Eva.

Salah satu aspek menarik dari program Bank Sampah Swapilah adalah potensi ekonomi yang dihasilkan dari sampah daur ulang. Menurut Sekretaris Pengelola Bank Sampah RA Doa Bangsa Al Falah, Euis Ermawati, tidak semua sampah dijual.

Sebagian sampah daur ulang, seperti botol minuman plastik, dimanfaatkan kembali untuk membuat barang-barang berguna. “Botol-botol ini bisa dijadikan pot bunga, misalnya. Dengan begitu, sampah yang dulunya dianggap tak berharga bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat,” kata Euis.

Lebih dari sekadar pengurangan sampah, program ini juga mengajarkan anak-anak dan orang tua bahwa sampah dapat memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan baik.

Euis berharap, di masa depan, program ini dapat berkembang menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat, sekaligus mendorong terbentuknya kebiasaan pengelolaan sampah yang lebih baik.

Bank Sampah Swapilah tidak hanya menyentuh sekolah, tetapi juga menjangkau komunitas masyarakat yang lebih luas di Kelurahan Cisarua.

Dengan literasi sebagai landasan, perpustakaan mengedukasi warga mengenai pentingnya memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan memanfaatkan kembali barang-barang yang masih layak pakai.

Gerakan ini menjadi sinergi yang kuat antara perpustakaan, sekolah, dan masyarakat, di mana literasi menjadi senjata utama dalam memerangi permasalahan sampah di kota.

Program ini sejalan dengan visi pemerintah setempat dalam mengurangi volume sampah di Kota Sukabumi. Dengan dukungan dari Perpustakaan Kelurahan Cisarua, RA Doa Bangsa Al Falah, dan masyarakat sekitar, gerakan ini diharapkan mampu menciptakan perubahan signifikan dan berkelanjutan.

Perpustakaan Kelurahan Cisarua membuktikan bahwa literasi tidak hanya sekadar membaca buku, tetapi juga menyentuh aspek-aspek penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti peduli lingkungan.

Melalui program Bank Sampah Swapilah, Yusmeli dan timnya telah berhasil menanamkan kebiasaan positif di kalangan anak-anak, yang ke depannya diharapkan menjadi agen perubahan untuk lingkungan yang lebih hijau dan bersih. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *