Penderita Thalassemia Meningkat

SUKABUMI–Jumlah penderita penyakit Thalassemia (kelainan darah) di Kota dan Kabupaten Sukabumi terus meningkat. Jumlahnya kini sudah mencapai 180 orang.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Sukabumi, Liviana Ridwan saat ditemui pada acara screening Thalassemia yang diadakan oleh Daihatsu di Rumah Sakit (RS) Secapa Polri Kota Sukabumi, kemarin (17/10).

Salah satu penyakit akibat kelainan darah tersebut sudah lama ada. Namun orang-orang tak tahu pasti namanya.

Bahkan penderita penyakit ini bisa menemui malaikat maut lebih cepat dari usia wajar orang sehat.

“Jumlah 180 itu yang tertulis dan terdaftar di kami, entah berapa banyak kalau warga faham dan tahu tentang bahayanya penyakit ini, pasti akan lebih peduli.

Berdasarkan catatan di POPTI Sukabumi, penderita penyakit Thalasemia itu bisa bertambah 3-4 orang perbulan,” akunya kepada Radar Sukabumi, kemarin (17/10).

Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi dalam upaya pencegahan agar jumlah penderita thalasemia tidak terus bertambah.

Salah satunya dengan mengintensifkan kegiatan sosialisasi mengenai pencegahan perkawinan antar pria wanita yang genetisnya sama-sama membawa sifat (carrier) thalassemia.

“Kita gencarkan sosialisasi, meskipun dengan segala kekurangan. Saya minta pemerintah juga lebih peduli dengan penyakit thalasemia ini, sehingga mata rantai penyakit ini bisa ditekan bahkan diputus,” harapnya.

Penyakit thalassemia terbagi ke dalam dua jenis, yakni talasemia mayor dan talasemia minor.

Thalasemia mayor merupakan penyakit yang diturunkan dari kedua orang tua yang sama-sama membawa sifat genetis thalasemia.

Bila keduanya menikah kemudian memiliki keturunan. Menurutnya bisa dipastikan ada anaknya yang akan menderita thalassemia.

Sedangkan penderita thalassemia minor, tidak memiliki gejala penyakit apa-apa. Ini yang dalam istilah medis sebagai orang yang membawa sifat.

Sedangkan, penderita thalassemia mayor adalah penderita yang gejala penyakitnya terlihat.

Penderita thalassemia mayor ditandai dengan munculnya gejala anemia, mudah lelah, lesu, dan mudah terserang penyakit.

Selain itu, organ dalam tubuh ditandai dengan pembesaran hati dan limpa. Dan rentan terjadi pada bayi usia tiga bulan hingga dewasa bahkan tua.

“Satu-satunya cara mengatasi gelajanya hanya dengan melakukan transfusi darah.

Sebagai penyakit keturunan, penyakit ini tidak bisa diobati, oleh karenanya hari ini kita lakukan tranfusi ini,” jelasnya.

Mahalnya biaya pengobatan thalassemia juga yang menyebabkan penderita penyakit ini terus meningkat.

Sedikitnya Rp1,5 juta harus dikeluarkan untuk satu kali tranfusi. Jika dihitungkan dengn kebutuhan medis lain bisa mencapa Rp8 juta hingga lebih.

“Itu hanya untuk meringankan gejalanya, bukan untuk mengobati penyakitnya,” ucapnya.

Sementara itu, penggagas acara sekaligus Admin Daihatsu Cabang Sukabumi, Andriana Fauzi menyebutkan tranfusi darah tersebut dalam rangka kepedulian Daihatsu Sukabumi terhadap para penderita thalassemia.

Menurutnya kegiatan ini kali kedua dilakukan setelah sebelumnya dilakukan pada 2013 lalu.

“Ini dalam rangka Daihatsu peduli, kurangnya perhatian pemerintah akan penyakit ini menggerakan hati kami.

Oleh karenanya kita berikan tranfusi gratis ini. Jadi masyarakat juga tahu tentang penyakit ini. Muah-mudahan mata rantai penyakit thalassemia bisa terputus,” tutupnya. (cr11/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *