Kasus DBD di Kota Sukabumi April 2023 Menurun, Dinkes Tetap Waspada

Foging-Kota-Sukabumi
Salah seorang petugas saat melakukan fogging di salah satu rumah warga

CIKOLE– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami penurunan drastis pada April 2023 lalu.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Drg Wita Darmawanti menjelaskan, selama Januari hingga April 2023 terdapat 100 kasus DBD. “Adapun rinciannya, 45 Januari, 25 Februari, 22 Maret dan 8 kasus April. Jika melihat dari data yang ada, kasus DBD pada April mengalami penurunan drastis,” kata Wita kepada Radar Sukabumi, Selasa (2/5).

Bacaan Lainnya

Lanjut Wita, Dinkes Kota Sukabumi tidak hentinya berupaya mengendalikan kasus DBD, dengan mengajak masyarakat peduli terhadap kesehatan lingkungan di sekitar rumah untuk meningkatkan angka bebas jentik nyamuk (ABJ). Angka bebas jentik Kota Sukabumi, pada 2022 sebesar 91 persen dari target 95 persen.

BACA JUGA: Dinkes Kota Sukabumi Temukan 37 Kasus HIV/AIDS, Januari-Maret 2023

Dalam pengendalian kasus DBD ini pun, Dinkes Kota Sukabumi mendorong masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selanjutnya melaksanakan aksi pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk.

Selanjutnya, menimbun atau mendaur ulang limbah barang bekas yang sudah tidak terpakai supaya tidak dijadikan tempat berkembangbiak nyamuk.

“Untuk mencegah dari gigitan nyamuk Aedes aegypti warga bisa mengoleskan cairan anti nyamuk di beberapa bagian tubuh saat beraktivitas di dalam dan luar rumah maupun hendak tidur. Mulai menanam tanaman pengusir nyamuk dan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J),” terangnya.

Masyarakat juga diminta untuk bisa memahami seseorang yang mengalami gejala umum terserang DBD seperti mengalami sakit kepala, demam, nyeri pada otot, tulang atau sendi serta mual. Selain itu muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak dan ruam serta pada bagian kulit muncul bintik-bintik merah.

Jika ada orang atau keluarga yang mengalami gejala seperti itu untuk segera membawa ke Puskesmas atau rumah sakit agar bisa segera ditanggulangi. “Karena terjadinya kematian pada pasien DBD akibat telat mendapatkan pengobatan dari medis,” katanya.

BACA JUGA: Cegah KLB Polio, Dinkes Kota Sukabumi Gencar Sosialisasi Penanggulangan

Wita mengatakan, untuk pencegahan yang dilakukan pihaknya adalah mengaktifkan kelompok operasional penanggulangan DBD di berbagai tingkatan mulai dari RT, RW, kelurahan, kecamatan hingga kota.

Selanjutnya menyebar petugas PSN serta melakukan pengasapan atau “fogging”. Dalam tiga tahun terakhir terhitung sejak 2020 hingga 2022 kasus DBD di Kota Sukabumi terus meningkat.

Pada 2020 ada 651 kasus, 2021 tercatat 427 kasus dan 2022 ada1.028 kasus, 13 pasien di antaranya meninggal dunia.

Wita berharap, dengan berbagai upaya yang dilakukan Dinkes Kota Sukabumi dapat menekan kasus DBD pada 2023 ini. “Semoga dengan upaya yang dilakukan DBD dapat terkendali,” harapnya. (bam)

Pos terkait