Gempar Kota Sukabumi Tolak Game Online, Merusak Generasi Bangsa

Walikota Sukabumi Achmad Fahmi
Walikota Sukabumi Achmad Fahmi menerima audiensi dan penyampaian aspirasi dari ormas Gerakan Mujahid Penegak Ajaran Allah dan Rasul (Gempar) Kota Sukabumi di Balai Kota Sukabumi, Jumat (10/12).

CIKOLE– Ormas Gerakan Mujahid Penegak Ajaran Allah dan Rasul (Gempar) Kota Sukabumi mendatangi Pemerintah Kota Sukabumi, kedatangan mereka disambut langsung oleh Walikota Sukabumi Achmad Fahmi.

Ormas Gempar menyampaikan aspirasi penolakan keberadaan game online berbasis internet yang dikhawatirkan merusak generasi penerus bangsa.

Bacaan Lainnya

Pada momen tersebut walikota didampingi Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Sukabumi Tejo Condro Nugroho, Sekdis Kominfo Kurnia Rahmandani dan dari Gempar langsung hadir Ketua Umum Ormas Gempar Kota Sukabumi KH Ece Suhendar dan pengurus lainnya.

” Kami menolak game online berbasis internet khususnya di Kota Sukabumi,” ujar Ketua Umum Ormas Gempar Kota Sukabumi KH Ece Suhendar dalam pernyataan sikapnya.

Kedua menolak adanya game online berbasis internet karena bisa merusak generasi penerus bangsa khususnya dunia pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai UU tentang sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003 dan Perda Nomor 8 tahun 2018.

Selain itu kata Ece, menolak game online karena bisa diduga dijadikan sarana perjudian dan pornografi secara terstruktruktural, sistematis dan masif. Selanjutnya mengajak komponen bangsa dan lembaga lainnya mengawasi dan menjaga keluarga dalam menggunakan gadget dan internet.

Terakhir mendorong dan mendorong pemda memberikan nota protes kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika agar memblokir game online di Kota Sukabumi.

” Alhamdulillah wali kota telah menyambut baik adanya aspirasi dari elemen Gempar,” kata Deni Nurman atau sering disapa Abu Jibril Sekretaris Umum Gempar Kota Sukabumi.

Ia menegaskan aspirasi Gempar menyikapi game online yang semarak dan berdasarkan atas aspirasi warga karena berdampak pada dunia pendidikan. Semoga aspirasi bisa tersampaikan kepada pemerintah pusat.

Harapannya lanjut Deni, di Kota Sukabumi bisa ditutup atau diminimalisir. Sebab Game online diduga dijadikan sarana ajang perjudian dan berharap Kota Sukabumi bersih dari game online.

Walikota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, pemda menyambut baik aspirasi dari kalangan ormas Gempar.

” Pemda menyadari benar aspirasi dari ulama dan warga yang akan diteruskan kepada kementerian terkait khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika,” pungkasnya.

Pernyataan sikap dari para ulama dalam menjaga peradaban dan akan segera diteruskan kepada pemerintah pusat. Hal ini dinilai sebagai bentuk keresahan dalam maraknya game online. (bal/*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *