Darurat Sampah, DLH Kota Sukabumi Konsentrasi Pangurangan Sampah

Kepala Kadis DLH kota Sukabumi, Asep Irawan
Kepala Kadis DLH kota Sukabumi, Asep Irawan

SUKABUMI – Kondisi sampah di Kota Sukabumi sangat krodit. Diketahui, dalam satu hari, sampah yang dibuang ke TPA diperkirakan mencapai 180 ton lebih.

Ironisnya, kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di Cikundul Kecamatan Lembursitu sangat menghawatirkan dengan banyaknya sampah yang menggunung. Bahkan, kekuatan TPA diperkirakan hanya mampu menampung sampah dua tahun lagi.

Bacaan Lainnya

Tentunya, kondisi tersebut membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi harus memutar otak, guna mencari solusi penanganan kasus sampah ini. “dalam kurun waktu dua tahun, kita harus memikirkan mencari TPA yang baru dan itu merupakan bukan hal yang mudah.

Makanya harus dengan stragi yang lain, misalkan melakukan edukasi pada masyarakat, guna mengurang sampah yang dibuang ke TPU supaya ada pmilahan, sehingga yang dibuangnya itu hanya resedul saja dan tidak memiliki nilai ekonomis,” ujar Kepala Kadis DLH kota Sukabumi, Asep Irawan kepada Radar Sukabumi, Minggu (12/2).

Selain itu kata Asep, dirinya akan terus berupaya soal pengurangan sampah ini, salah satunya menggunakan teknologi dengan cara melakukan kerjasama.

“Jadi sekarang sampah itu, sudah menjadi trend jadi bahan produksi. Dan bisa menghasilkan produk seperti, jadi smelter, gas, listrik, itu adalah potensi yang mampu menhasilkan nikai ekonomis,” ungkapnya.

Asep menjelaskan, soal penumpukan sampah di Kota Sukabumi ini, dari tahun ke tahun mengalami fkutuasi, kemudian masih ada potensi untuk dilakukan pemilahan.

“Karena ini menjadi PR bersama, untuk kita tumtaskan persoalan sampah yang ada. Dan kita kemarin sudah melakukan kerjasama dengan PT. Cipta Sera Utama, hani ini bagian dari solusi, mengenai pemanfaatan sampah yang bakal diolah,” jelasnya.

Lanjut dia, saat ini lahan untuk pembuangan sampah sudah hampir habis, walaupun sekarang pembangunan TPA akan dilanjutakan kembali, namun tidak bakal lama paling satu tahun. “Karena lahanya sudah ditak ada, jadi kitapun menimbun sampah di area yang lama,”pungkasnya. (Cr4/t)

Pos terkait